Bersembunyi Seumur Hidup, Begini Kehidupan Suku Ainu Bermata Coklat atau Biru yang Bahasanya Tak Dikenal di Bumi

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

Suku Ainu
Suku Ainu

Intisari-Online.com- Seluruh penjuru Bumi dihuni oleh suku-suku bangsa yang berbeda-beda dan tidak semua kita ketahui.

Termasuk Jepang, ia memiliki suku asli yang hidup dalam persembunyian.

Mereka adalah Mereka adalah suku Ainu, yang pada 2017 jumlahnya diperkirakan berkisar sekitar 25 ribu.

Namun jumlah itu juga diikuti dengan dugaan lain yang memperkirakan bahwa mungkin jumlahnya lebih banyak, namun tersembunyi.

Baca Juga: Tengkoraknya Disangka Milik Alien, Suku Ini Punya Tradisi Membuat Kepala Menjadi Memanjang, Hilang Lebih dari Setengah Abad Lalu

Hibiki dibesarkan sebagai Ainu oleh ibu angkatnya di penampungan masyarakat di desa Nibutani.
Hibiki dibesarkan sebagai Ainu oleh ibu angkatnya di penampungan masyarakat di desa Nibutani.

Ketersembunyian itu dikarenakan karena selama berabad-abad mereka telah didiskriminasi.

Hal itu membuat mereka menyembunyikan identitas itu atau bahkan tidak menyadari identitasnya sendiri.

Ada banyakspekulasi tentang asal-usul orang-orang Ainu.

Beberapa menyebutkan bahwa mereka satu ras satu ras dengan kelompok aborigin Australia, semacam ras Oseania.

Baca Juga: Tepis Stigma Suku Dayak, Peneliti Eropa Ini Berhasil Temui Mereka, Lukiskan Keseharian Salah Satu Suku di Kalimantan yang Katanya Makan Orang Setiap Hari, Benarkah?

Yang lain mengatakan bahwa Ainu adalah keturunan orang-orang mongoloid dari Timur Laut dan Asia Tengah, yang bermigrasi ke Jepang sebelum periode Jomon.

Bukti genetik tampaknya mendukung teori ini, karena tes DNA pada Ainu menunjukkan bahwa banyak menunjukkan hubungan dengan orang Tibet dan Kepulauan Adaman di Samudera Hindia.

Namun bukan hanya asal-usul suku Ainu yang misterius.

Dugaan bahwa mereka adalah penghuni awal Amerika Utara juga menjadi perdebatan.

Baca Juga: Kehidupan Suku Agta di Pedalaman Hutan Filipina yang Seperempat Populasi Prianya Diincar oleh Ular Raksasa hingga Terbiasa Bawa Parang

Faktanya, baru tahun 2008 pemerintah Jepang secara resmi mengakui keberadaan Ainu sebagai penduduk asli Jepang.

Meski bahasa, budaya, dan praktik keagamaan mereka yang berbeda telah bertahan selama ribuan tahun.

Oki Kano adalah musisi Ainu dan pendiri Oki Dub Ainu Band di Nemuro, Hokkaido, Jepang.
Oki Kano adalah musisi Ainu dan pendiri Oki Dub Ainu Band di Nemuro, Hokkaido, Jepang.

Bahasa Ainu tidak terkait dengan bahasa lain yang dikenal di planet ini.

Namun, Suku Ainu tetap bisa bahasa Jepang.

Baca Juga: Kembalinya Suku Yahudi yang Hilang Setelah 2.000 Ribu Tahun hingga Pecahkan Rekor Dunia Penerbangan Penumpang Terbanyak, 1.088 Orang Dievakuasi ke Israel

Hal ini agar mereka dapat berbaur dengan masyarakat Jepang pada umumnya.

Demikian pula agama dan budaya mereka tidak memiliki banyak kaitan dengan budaya tetangga terdekat mereka.

Mereka juga terlihat berbeda dari sebagian besar populasi Jepang.

Suku Ainu memiliki rambut tebal keriting yang cenderung pirang atau merah.

Warna mata mereka bisa coklat atau biru, dan kulit mereka lebih pucat dari tetangga mereka, warga Jepang.

Suku Ainu
Suku Ainu

Baca Juga: Lebih dari 1.000 Tahun Hidup di Atas Air, Inilah Suku Bajau ‘Duyung’ Indonesia yang Habiskan Sebagian Besar Hidup Mereka di Laut, Bagaimana Mereka Bisa Tahan Menyelam Berlama-lama?

Dan seperti yang sering terjadi, mereka mengalami ketidakadilan yang mengerikan sebagai akibat dari perbedaan mereka.

Ketika negara Jepang tumbuh, suku Ainu terdorong lebih jauh ke utara.

Hingga akhirnya mereka terdegradasi hampir seluruhnya ke pulau Hokkaido yang dingin.

Tetapi pada tahun 1899, pemerintah Jepang mengambil inspirasi dari perlakuan terhadap penduduk asli di Amerika Barat.

Di bawah Restorasi Meiji, tanah tradisional suku Ainu dirampas.

Bahasa serta praktik kebudayaan mereka juga dilarang.

(*)

Artikel Terkait