Di bagian tengah candi, di atas batur kaki candi yang tersisa, terdapat batu peripih seukuran meja kecil hampir sama sisi dengan bagian atasnya terpahat bentuk naga dan kura-kura menyangga gunung.
"Di dalam pripih itulah konon abu kremasi Raden Wijaya diletakkan," ujar Susilo.
Candi Simping yang tersisa sebenarnya lebih tepat disebut sebagai reruntuhan candi.
Ketika ditemukan kembali pada 1854 oleh Teijsmann, Direktur Kebun Raya Bogor yang aktif berkeliling daerah mencari koleksi baru spesies tumbuhan, kondisi Candi Simping sudah runtuh.
Batu-batu penyusun bangunan candi dan sejumlah arca dalam keadaan berserakan.
Kala itu, Candi Simping disebut sebagai Candi Sumberdjati sesuai nama desa tempat berdirinya.
Baru setelah ditemukannya naskah kakawin Negarakertagama oleh ilmuan Belanda J.L.A. Brandes pada 1894 di perpustakaan Raja Lombok yang hendak dihancurkan tentara KNIL.
Candi Simping menemukan konteks historisnya, termasuk nama Simping yang disebutkan dalam naskah Negara Kertagama.
Source | : | kompas |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR