Intisari-Online.com – Tanggal 10 November setiap tahunnya kita peringati sebagai Hari Pahlawan.
Kalau biasanya dirayakan secara meriah, terutama dengan pawai di jalan-jalan dengan menggunakan atribut kepahlawanan, maka dua tahun belakangan ini kita memperingati secara sederhana.
Akibat pandemi Covid-19, maka peringatan Hari Pahlawan cukup dilakukan di rumah saja.
Kita bisa melihat peringatan Hari Pahlawan yang diadakan oleh Presiden RI Joko Widodo melalui televisi atau siaran langsung dari kanal YouTube.
Bisa juga dengan mengucapkan melalui twibbon Hari Pahlawan yang tersebar di media internet.
Lalu, mengapa tanggal 10 November ditetapkan sebagai Hari Pahlawan?
Berdasarkan Keputusan Presiden no. 316 Tahun 1959 tentang Hari-hari Nasional yang Bukan Hari Libur, tanggal 10 November ditetapkan sebagai Hari Pahlawan.
Keputusan Presiden itu ditandatangani oleh Presiden Soekarno.
Di dalam Keputusan Presiden (Keppres) itu, terdapat enam hari bersejarah yang dijadikan hari nasional bukan hari libur, yaitu:
- Hari Pendidikan, tanggal 2 Mei
- Hari Kebangkitan Nasional, tanggal 20 Mei
- Hari Angkatan Perang, tanggal 5 Oktober
- Hari Sumpah Pemuda, tanggal 28 Oktober
- Hari Pahlawan, tanggal 10 November
- Hari Ibu, tanggal 22 Desember
Meski baru ditetapkan pada tahun 1959, tetapi peringatan Hari Pahlawan sudah ada sebelum tahun itu.
Dari Majalah ARSIP edisi 64/Juli-Desember 2014 yang diterbitkan oleh Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), tercatat bahwa Bung Karno telah menghadiri peringatan Hari Pahlawan satu tahun sebelum ditetapkan sebagai Hari Pahlawan, yaitu pada tahun 1958 di Bali.
Pada kesempatan tersebut, Bung Karno memberikan sambutan di hadapan para pemuda dan pelajar yang menghadirinya.
Juga disebutkan bahwa setiap tanggal 10 November diadakan pawai melintasi jalan-jalan besar di Surabaya, terutama melalui Hotel Oranje atau Hotel Yamato, atau yang sekarang bernama Hotel Majapahit, terletak di Jalan Tunjungan, Surabaya.
Di hotel itulah tempat terjadinya peristiwa penurunan bendera Belanda oleh pemuda Surabaya, yang kemudian merobek bagian birunya, dan mengereknya kembali sebagai bendera Merah Putih.
Jadi, bukan tanpa alasan bila Presiden Soekarno menetapkan tanggal 10 November sebagai Hari Pahlawan.
Bermula dari tanggal 10 November yang merupakan tanggal terjadinya pertempuran para pemuda Surabaya dengan tentara Sekutu yang diboncengi oleh Belanda.
Tentara Sekutu yang memenangkan Perang Dunia II datang ke Surabaya pada Oktober 1945 dipimpin oleh Jenderal Mallaby.
Maksud kedatangan mereka adalah melucuti senjata tentara Jepang yang menyerah kalah pada Sekutu.
Namun, tentara Sekutu yang datang ke Surabaya melakukan aksi seremonial dengan berjalan ke berbagai sudut kota untuk melihat situasi, sehingga terjadilah bentrokan senjata kecil antara mereka dengan pemuda Surabaya.
Hingga akhirnya tanggal 30 Oktober, perwira kerajaan Inggris, Jenderal Mallaby, tewas akibat mobil yang ditumpanginya hangus terbakar.
Meskipun masih menjadi perdebatan apakah yang menyebabkan tewasnya Jenderal Mallaby tersebut.
Banyak sumber menyebutkan bahwa Mallaby tewas setelah aksi tembak-menembak dengan rakyat Surabaya.
Sumber lain mengatakan bahwa ia terbunuh akibat granat dari anak buahnya yang berusaha melindunginya.
Namun, granat itu meleset dan mengenai mobil Mallaby, bahkan mayat Jenderal itu sampai-sampai tidak dapat dikenali lagi.
Tentu saja, terbunuhnya Mallaby ini memicu kemarahan tentara Sekutu.
Pada tanggal 9 November, pengganti Mallaby, mengeluarkan ultimatum kepada rakyat Surabaya melalui selebaran kertas.
Ultimatum tersebut berisi tuntutan agar rakyat Surabaya menyerahkan semua senjata kepada tentara Sekutu sebelum pukul 06.00 pagi hari berikutnya, tanggal 10 November 1945.
Rakyat Surabaya jelas saja menolak memenuhi isi ultimatum tersebut, sehingga pertempuran antara kedua belah pihak pun tak terelakkan.
Hingga hampir tiga minggu, pertempuran antara pejuang Indonesia dan pemuda Surabaya melawan Sekutu.
Baca Juga: Latar Belakang Terjadinya Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945
Semangat para pejuang itu semakin digelorakan oleh siaran Bung Tomo melalui radio, bahkan langsung.
Korban jiwa hingga ribuan jatuh dari pihak Indonesia.
Dan untuk mengenang para pahlawan Indonesia yang gugur dalam Pertempuran Surabaya itulah maka tanggal 10 November ditetapkan sebagai Hari Pahlawan.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari