Intisari-Online.com - Konflik Rusia dan Ukraina menjadi konflik terpanas dalam beberapa hari terakhir.
Ini karena konflik Rusia dan Ukraina bisa memicu perang besar di Eropa.
Melihat hal itu, Uni Eropa pun berupaya mengirim pasukan ke Ukraina.
Namun di tengah itu, mendadak Inggris menolak mengirim pasukan ke Ukraina.
Apa yang terjadi?
Anggota parlemen Tory Tobias Ellwood langsung mengutuksikap Inggris.
Pernyataan itu muncul tak lama setelah Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace mengatakan akan sangat tidak mungkin Inggris mengirim pasukan untuk mempertahankan Ukraina dari invasi Rusia.
Menurut Wallace, salah satu alasan Inggris tidak bisa mengirim pasukan ke Ukraina adalah karena Ukraina bukan anggota NATO.
"Sehingga sangat tidak mungkin ada orang yang akan mengirim pasukan ke Ukraina untuk menantang Rusia," kataWallace seperti dilansir dariexpress.co.uk pada Selasa (21/12/2021).
“Kita semua dapat membantu dengan peningkatan kapasitas. Tetapi sampai batas tertentu."
"Sebab Ukraina tidak berada di NATO dan itulah sebabnya kami melakukan yang terbaik secara diplomatis untuk mengatakan kepada Putin jangan lakukan invasi.”
Ellwood mengatakan sikap Inggris itukemungkinan akan mendorong Presiden Rusia Vladimir Putin untuk bertindak lebih keras.
Apalagi Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Yuriyovych Reznikov mengatakan pasukan Rusia sudah semakin banyak di perbatasan Ukraina.
Ini membuat dia khawatir.
Perkiraan oleh pasukan intelijen AS, Rusia menempatkan hingga 70.000 tentaranya di tepi wilayah Ukraina.
SebelumnyaPerdana Menteri Inggris Boris Johnson dan Presiden AS Joe Biden sudah menelpon Presiden Putin.
Mereka mengatakankepada pemimpin Rusia itu bahwa akan ada konsekuensi serius jika Rusia menginvasi Ukraina.
Namun Rusia menyatakan tidak ada yang salah tentang penumpukan pasukan di perbatasan Ukraina.
Malahan Putinmengatakan dia telah menyerukan perjanjian internasional yang mengikat yang akan mencegah kemajuan NATO lebih jauh ke timur.
Dia menambahkan bahwa Rusia menginginkan penghapusan senjata dari negara-negara tetangga seperti Ukraina.
Saat ini, Rusia sedang dalam proses menyusun tuntutannya secara tertulis.