Bulan lalu, Putin mengatakan bahwa uji coba rudal jelajah hipersonik Zirkon tersebut hampir selesai dan pengiriman ke angkatan laut akan dimulai pada 2022.
Sementara banyak pakar dunia Barat mengakui bahwa kombinasi kecepatan, kemampuan manuver, dan ketinggian rudal hipersonik membuat Zirkon sulit dilacak dan dicegat.
Ketika Rusia membanggakan rudal hipersoniknya, dengan mengklaim bahwa negara ini memimpin dalam hal tersebut, justru bukan Rusia yang dianggap sebagai pesaing utama AS.
Lalu negara mana yang dianggap oleh AS sebagai pesaing dalam hal teknologi hipersonik?
Rupanya, AS yang juga semakin gencar mengembangkan teknologi hipersonik, malah menganggap China sebagai pesaing mereka saat ini.
Bahkan keduanya dianggap sedang ada dalam perlombaan senjata hipersonik saat ini.
"Ada perlombaan senjata, bukan hanya soal jumlah, tapi tentang kualitas.
"Perlombaan senjata ini sudah berlangsung cukup lama, pihak China telah melakukannya dengan sangat agresif," ungkap Sekretaris Angkatan Udara AS Frank Kendall, seperti dikutip Reuters (30/11).
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR