Intisari-Online.com - Invasi Rusia ke Ukraina akan berakhir dalam beberapa hari lagi.
Apa maksud dariinvasi Rusia ke Ukrainaakanberakhir dalam beberapa hari lagi?
Rupanya itu semuakarena Presiden Rusia Vladimir Putin.
Dilansir dariexpress.co.uk pada Minggu (12/12/2021), saat ini,Rusia sedang meningkatkan kehadiran militernya di perbatasan Ukraina.
Dengan lebih dari 175.000 personel di kawasan itu, Amerika Serikat (AS) telah memperingatkan sekutunya bahwa Putin mungkin merencanakan invasi baru secara nyata kali ini.
Apalagi mereka melihat Rusia semakin agresif.
Dalam beberapa hari terakhir saja, Putin telah menyamakan kebijakan Ukraina di Donbas.
Diketahui, Donbass adalah wilayah perbatasan di mana Rusia telah memimpin perang separatis sejak 2014.
Melihat hal itu, Konstantin Malofeyev, seorang ahliyang memiliki hubungan dekat dengan pemberontak Donbas mengatakan, “Perang tidak akan berlangsung selama seminggu."
"Perang iniakan berakhir dalam beberapa hari."
Maksudnya,Putinmungkin siap untuk mewujudkan ambisi semi-imperial Rusia awal tahun depan.
Tetapi belum menyimpulkan dengan tepat kapan waktunya.
Pejabat dan analis di Washington dan Eropa, dan bahkan orang-orang yang dekat dengan Kremlin di Moskow, mengakui niat sebenarnya Putin dengan Ukraina tetap menjadi misteri.
Beberapa berspekulasi penambahan pasukan adalah bentuk “kontrol refleksif” yang digunakan Rusia untuk menekan AS agar menghentikan ekspansi NATO.
Yang lain melihat pernyataan yang dilontarkan Putin tentang kenegaraan Ukraina sebagai tanda bahwa sang presiden bersedia menyelesaikan apa yang dia lihat sebagai dilema kebijakan luar negeri utama selama dua dekade.
Tatiana Stanovaya, pendiri konsultan politik R.Politik. mengatakan: “Semua yang Putin lakukan sebagai presiden adalah tentang memerangi ekspansi NATO.”
"Jadi sekarang dia pikir itu sekarang atau tidak sama sekali."
AS sendiritelah memperingatkan konsekuensi berat jika Rusia berani menyerang Ukraina.
Selain itu, mereka mengatakan bahwa serangan apa pun oleh Rusia akan menjadi kesalahan strategis yang akan menimbulkan konsekuensi serius.
Dalam pertemuan virtual antara Joe Biden dan Vladimir Putin, masalah Ukraina dibahas.
Tetapi seperti pertemuan virtual Biden dengan Perdana Menteri China, Xi Jinping, tidak ada kesimpulan kuat yang muncul dari pertemuan tersebut.
Malahan reaksi pertama pasca pertemuan virtual itu adalah agresi militer Rusiadi sepanjang perbatasan Ukraina semakin menjadi-jadi.
Rusia sendiri tetap tenang meski negaranya dikecam satu Eropa.
Malahan Rusiamenyatakan bahwa Biden memusatkan perhatiannya pada Moskow untuk mengalihkan perhatian dari kegagalannya di dalam negeri.
Misalnya kekalahan Biden atas jatuhnyaAfghanistan ke tangan Taliban.
Walau begitu, Uni Eropa tetap waspada dengan konsekuensi invasi, khususnya negara-negara yang bertetangga dengan Rusia.
Brussels misalnya yang memandang situasi di perbatasan sebagai bagian dari kampanye yang lebih luas oleh Rusia terhadap Uni Eropa dan mitranya.
Ya, menurutnya Rusia ingin menekannegara-negara Uni Eropa timur.