Intisari-Online.com - Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan ancaman mengerikan kepada Uni Eropa (UE).
Di manaPresiden Rusia Vladimir Putin dilaporkan siap melakukan invasi ke UE hanya dalam dua hari.
Diduga Putinakan mengirim pasukan Rusia ke lima negara Uni Eropa.
Peringatan itu datang dari Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dansebuah surat kabar Jerman beberapa bulan setelah pencaplokan Krimea.
Dilansir dariexpress.co.uk pada Selasa (7/12/2021),Presiden AS Joe Biden pekan lalu memperingatkan bahwa Rusia akanmenyerang Ukraina dengan segala cara.
Komentarnya muncul ketika AS dan Ukraina mengatakan Rusia mengumpulkan pasukan di dekat perbatasan antara kedua negara Eropa.
Kremlin memang telah membantah tuduhan itu.
Dan pada hari Jumat mengatakan bahwa panggilan video akan segera dilakukan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Biden.
AS sendiri telah memberlakukan sanksi terhadap Rusia setelah pasukan Kremlin mencaplok Krimea pada tahun 2014.
Sejak itu, Washington mendukung pemerintah Ukraina dengan bantuan militer.
Tujuannya agar AS bisa menghentikan Rusia untuk mendapatkan otoritas politik di Eropa timur, sebuah wilayah di depan pintu NATO.
Ini bukan pertama kalinya ancaman invasi ke Ukraina muncul.
Sebelumnya ancaman seperti ini pernah dilaporkan pada September 2014.
Namun tidak hanya Ukraina, tapi negara-negara lain juga ditargetkan
Presiden Putin secara pribadi memperingatkan Polandia, Rumania, dan negara-negara Baltik tentang kekuatan militer Rusia.
Pernyataan itu muncul dalam catatan percakapan dengan Presiden Ukraina saat itu Petro Poroshenko.
Menurut Suddeutsche Zeitung, sebuah surat kabar Jerman, Putin mengatakan kepada Poroshenko pada tahun 2014: "Jika saya mau, dalam dua hari saya bisa memiliki pasukan Rusia tidak hanya di Kiev."
"Tetapi juga di Riga, Vilnius, Tallinn, Warsawa dan Bucharest."
Diketahui semua negara yang disebut Putin merupakan bagian dari UE, kecuali Ukraina.
Ancaman itu merupakan ancamanpertamaRusia kepadanegara-negara anggota UE atau NATO.
Negara-negara Baltik sendiri telah menyatakan ketakutan pada tahun 2014.
Tetapi Presiden AS saat itu Barack Obama berjanji untuk melindungi negara-negara dari agresi Rusia.
"Jika Anda pernah bertanya lagi 'siapa yang akan datang untuk membantu?', ucap Obama.
"Maka Anda akan tahu jawabannya: aliansi NATO, termasuk angkatan bersenjata Amerika Serikat akan datang membantu."
"Kami akan berada di sini untuk Estonia. Kami akan berada di sini untuk Latvia. Kami akan berada di sini untuk Lituania."
Apakah AS tetap akan mendukung negara-negara itu di bawah pemerintahan Joe Biden?