Intisari-Online.com - Setelah berminggu-minggu tegang, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin akhirnya bertemu dalam sebuah panggilan video.
Pertemuan antara pada hari SelasaJoe Biden danVladimir Putin itu selesai dalam dua jam.
Dilansir dari express.co.uk pada Rabu (8/12/2021), keduanya memabas tentangUkraina dan apa yang terjadi dalam beberapa hari terakhir.
Dalam seruan mereka, Biden memperingatkan tindakan ekonomi dan lainnya yang kuat jika Rusia menginvasi negara tetangga Ukraina.
Gedung Putih mengatakan Biden menyatakan keprihatinan mendalam AS dan sekutu Eropa tentang eskalasi pasukan Rusia di sekitar Ukraina.
Biden jugamenjelaskan bahwa AS dan sekutu akan merespons dengan tindakan ekonomi dan tindakan lain yang kuat jika terjadi eskalasi militer.
Selanjutnya, Bidenmenegaskan kembali dukungan AS untuk kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina.
Kata Gedung Putih,Biden menyerukan de-eskalasi dan diplomasi.
Pada akhirnya,baik Putin dan Biden setuju agar tim mereka menindaklanjuti.
Kedua pemimpin berusaha untuk meredakan ketegangan di tengah kekhawatiran Barat bahwa Moskow merencanakan serangan militer.
Rusia sendiri telah memicu ketakutan perang dengan penumpukan pasukannya di perbatasan.
Barat khawatir negara itu mungkin akan menyerang Ukraina. Namun hal itudibantahRusia.
Akan tetapi lebih dari 90.000 tentara Rusia diyakini berkumpul di perbatasan.
Para pejabat intelijen AS mengatakan Rusia dapat merencanakan kemungkinan invasi awal tahun depan.
Smentara para pejabat Ukraina mengatakan itu bisa terjadi bulan depan.
Pada awal diskusi,Biden dan Putin saling menyapa dengan ramah. Sungguh berbeda dengan apa yang diperkirakan akan menegangkan.
Hanya saja, setelah pertemuan virtual itu,Finlandia melaporkan ASakan menambah jet tempur F-35 ke armadanya.
Tujuannya untuk menggantikan pesawat perang yang merupakan kunci untuk mempertahankan perbatasannya dengan Rusia.
Setelah pertemuan virtual dengan Putin, Biden akanmengadakan panggilan dengan Boris Johnson dan para pemimpin dari Prancis, Jerman, dan Italia.
Biden akan memberi tahu Perdana Menteri Inggris dannegaraEropa lainnya tentang perkembangan terbaru setelah pembicaraannya denganPresiden Rusia.
Ini akan menjadi panggilan kedua dalam 24 jam antara Johnson, Biden, Perdana Menteri Italia Mario Draghi, Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Angela Merkel.
Sebelumnya mereka sudah berbicara mengenai ancaman serangan Rusia ke Ukraina.
Rusia sendiri sebenarnya hanya punya satu tujuan.
Putin hanya bersikeras bahwa AS harus menjamin bahwa Ukraina tidak akan diterima dalam aliansi militer NATO.