Pada momentum tersebut, kedua tokoh pejuang Indonesia tersebut disambut oleh massa yang mengibarkan bendera merah putih, yang dipimpin oleh Ibrahim Yacoob dan Dr. Burhanuddin al-Hilmi, tokoh-tokoh KRIS (Kesatoean Ra’jat Indonesia Semenandjoeng).
Mereka menyampaikan aspirasi rakyat Malaya bahwa tanah Semenanjung Malaya merupakan bagian tak terpisahkan dari Indonesia Raya dan harus ikut dibicarakan dalam agenda pertemuan dengan penguasa militer Jepang di Dalat.
Kisah pertemuan Bung Karno dengan Ibrahim Yacoob diceritakan dalam buku Penyambung Lidah Rakyat yang ditulis Cindy Adams.
Tetapi, beberapa hari kemudian dalam sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), wilayah Indonesia hanya disepakati dari bekas jajahan Belanda, dari Sabang sampai Merauke.
Sementara itu, pada 31 Agustus 1957, upacara penyerahan kedaulatan dari tangan Inggris ke pemerintahan Melayu digelar.
Sejak itu, secara de facto dan de jure, Malaysia bukan lagi jajahan Inggris.
Untuk menandai berakhirnya penjajahan, pada 30 Agustus 1957, digelar upacara penurunan bendera Inggris di Padang Kelab Selangor, Kuala Lumpur.
Sementara itu, Bendera Persekutuan Tanah Melayu yang memiliki corak bendera Majapahit pun dikibarkan.
(*)
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR