“Orang yang benar-benar waras tiba di sini sebagai turis biasa dan di sini mereka mengembangkan jenis Sindrom Yerusalem tertentu.
“Mereka datang ke sini dengan gambaran ideal dan tidak sadar tentang tempat-tempat suci di Yerusalem, dan ketika mereka melihat tempat-tempat suci yang sebenarnya mereka tidak dapat mengatasinya."
"Mereka mengembangkan reaksi psikotik ini untuk membangun jembatan di antara gambaran-gambaran berbeda tentang Yerusalem,” tambahnya.
Menurut British Journal of Psychiatry, ada tiga jenis orang yang terkena sindrom Yerusalem:
Tipe I mengacu pada individu yang telah didiagnosis memiliki penyakit kesehatan mental sebelum mengunjungi Israel.
Tipe II mencakup orang-orang dengan gangguan kepribadian dan obsesi dengan gagasan-gagasan tetap, tetapi tidak memiliki penyakit mental yang jelas.
Tipe III termasuk orang-orang yang tidak memiliki riwayat penyakit mental, tetapi mengalami episode psikotik saat berada di kota.
Meskipun Sindrom Yerusalem pertama kali diidentifikasi secara klinis beberapa dekade yang lalu, bukti menunjukkan bahwa sindrom ini berasal dari abad pertengahan.
(*)
Source | : | The Vintage News |
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR