Intisari-Online.com - Varian Omicron baru (B.1.1.529) pertama kali dilaporkan ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dari Afrika Selatan pada hari Rabu dan juga telah diidentifikasi di Botswana, Belgia, Hong Kong dan Israel.
Varian baru corona Omicron disebut lebih menular 500 persen daripada virus corona aslinya, SARS-Cov-2, yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China, pada 2019 lalu.
Hal itu disampaikan Eidemiolog dari Griffifth University Australia, Dicky Budiman, kepada Kompas.com, Sabtu (27/11/2021).
Menurut Budiman, jika diibaratkan varian Delta yang tingkat penularannya 100 persen, maka Omicron bisa sampai 500 persen, atau 5 kali kecepat penularannya.
Dicky mengatakan, "Ini kemungkinannya (varian baru) Imocron bisa sampai 500 persen atau 5 kalinya kecepatan penularannya."
Meski demikian, seorang ilmuwan Inggris, mengatakan pada hari Sabtu, bahwa varian Omicron bukanlah bencana karena vaksin masih cenderung melindungi terhadap penyakit serius darinya.
Melansir The Hindu Times, Sabtu (27/11/2021), Profesor Calum Semple, ahli mikrobiologi dari Kelompok Penasihat Ilmiah untuk Keadaan Darurat (SAGE) pemerintah Inggris, memberikan peringatan pada berita utama di seluruh dunia seputar varian Omicron B.1.1.529 baru yang terdeteksi di Afrika Selatan.
"Ini bukan bencana, dan berita utama dari beberapa rekan saya yang mengatakan 'ini mengerikan' saya pikir sangat melebih-lebihkan situasinya," kata Profesor Semple kepada BBC.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR