Ungkap Kalah dari Indonesia, Malaysia Gunakan Uang Haram untuk Beli Lukisan Picasso hingga Biayai Film Hollywood yang Dibintangi Leonardo DiCaprio

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

Politisi Malaysia Lim Kit Siang
Politisi Malaysia Lim Kit Siang

Intisari-Online.com -Lim Kit Siang, politisi senior Malaysia mengungkapkan, negaranya kini kalah melawan Indonesia dalam perang melawan korupsi.

Figur veteran oposisi menyatakan "Negeri Jiran" kalah dari tetangganya itu dalam dua dekade terakhir.

Dalam pandangan Lim, korupsi di Indonesia semakin berkurang.

Sementara kebalikannya, di Malaysia justru bertambah.

Dilansir Mothership Jumat (26/11/2021), dia juga menyoroti kemenangan Barisan Nasional (BN) dalam pemilu Melaka pada 20 November.

Baca Juga: Punya Segelintir Masalah Hingga Jadi Rebutan China, Negeri Jiran Sesumbar Beberkan Natuna Sebenarnya Adalah Milik Malaysia Bukan Indonesia, Sambil Sodorkan Bukti Ini

Politisi senior tersebut khawatir, Najib Razak yang merupakan jagoan BN akan kembali menjadi perdana menteri nantinya.

Najib sendiri sempat menjadi PM Malaysia pada periode 2009 sampai 2018, sebelum pemerintahannya digulingkan oleh Pakatan Harapan.

Dia ditangkap atas keterlibatan dalam skandal 1MDB, dan pada 2020 dijatuhi hukuman penjara selama 12 tahun.

"Akan menjadi pukulan ganda bagi Malaysia jika Pemilu (GE) ke-15 menempatkan Najib Razak sebagai PM ke-10 bertepatan dengan CPI TI 2021," keluh Lim.

Melansir Kompas.com, 1MDB adalah dana pemerintah yang diluncurkan pada 2009 dengan bantuan pemodal Malaysia Low Taek Jho, untuk membangun perekonomian "Negeri Jiran".

Baca Juga: Media Malaysia Terkesiap, Peneliti Indonesia Sukses Redam Penyakit Paling Mematikan Lewat Nyamuk 'Baik', Turunkan Kasus Hingga 77 Persen

Low memiliki kedekatan dengan Najib Razak, tapi dia tidak punya posisi resmi di 1MDB.

Ia membantu menyusun perencanaan dana dan membuat kebijakan-kebijakan penting.

Program itu diluncurkan sendiri oleh Najib, segera setelah ia didapuk sebagai Perdana Menteri Malaysia.

1MDB rencananya akan mendanai pembangunan pembangkit listrik dan aset-aset energi lainnya di Malaysia dan Timur Tengah, termasuk pembangunan real estate di Kuala Lumpur.

Dana tersebut diawasi secara ketat oleh Najib, dan dia memimpin dewan penasihatnya sampai 2016.

Baca Juga: Banyak Negara Termasuk Indonesia Sudah Mulai Bebas dari Virus Corona, Malaysia Malah HadapiKrisis Terburuk Sepanjang Pandemi, Bahkan Miliki9.671 Kematian Sebulan

Kecurigaan muncul pada 2014, saat terungkap 1MDB memiliki utang sebesar 11 miliar dollar AS (Rp 160 triliun).

Skandal ini pertama kali terungkap dari laporan media Sarawak Report, dan semakin mencuat kala diberitakan The Wall Street Journal pada 2015.

1MDB mendapatkan dana miliaran dollar AS dalam bentuk obligasi, untuk digunakan dalam proyek investasi dan usaha bersama antara 2009-2013.

Departemen Kehakiman AS mengatakan, 4,5 miliar dollar AS (Rp 65,5 triliun) dialihkan ke rekening perusahaan-perusahaan yang banyak terkait dengan Low.

Dana-dana yang diselewengkan itu digunakan membeli aset mewah untuk Low dan rekan-rekannya, termasuk jet pribadi, kapal superyacht, hotel, dan lukisan karya Picasso serta Monet, demikian keterangan dari penuntut hukum di AS.

Baca Juga: Ketar-Ketir, Malaysia Bongkar Risiko Mengerikan Terkait Kesepakatan Kapal Selam Nuklir Australia, Negara Asia Tenggara Khususnya Malaysia dan Indonesia Disebut Bisa Kena Imbasnya Ini

Puluhan juta dollar AS juga dipakai mendanai film-film Hollywood termasuk The Wolf of Wall Street (2013), yang diproduksi Red Granite dan dibintangi Leonardi DiCaprio.

Red Granite didirikan bersama, salah satunya oleh anak tiri Najib, Riza Aziz.

Namun tuduhan kepada Riza dicabut pada Mei, usai dia mengembalikan sejumlah aset ke Malaysia.

Sebulan kemudian dakwaan korupsi dan pencucian uang kepada sekutu Najib, Musa Aman, juga dicabut.

Baca Juga: Ketika Indonesia Tetap Ngotot LanjutkanProyek Kereta CepatSenilai Rp114 Triliun Sampai Gunakan Dana APBN, Malaysia Justru Membatalkannya, 'Utang Kami Sudah Numpuk!'

(*)

Artikel Terkait