Masa Transisi Timor Leste
Dalam masa transisi setelah lepas dari Indonesia, PBB membentuk United Nations Transitional Administration in East Timor (UNTAET).
Badan ini dibentuk sebagai hasil dari Resolusi Dewan Keamanan PBB pada 25 Oktober 1999.
UNTAET bertanggung jawab penuh terhadap urusan administrasi Timtim selama masa transisinya menuju kemerdekaan.
Badan ini tidak hanya terdiri dari komponen-komponen sipil, tetapi juga kekuatan militer dengan kekuatan hingga 8.950 prajurit.
Kemudian, serah terima komando operasi militer dari INTERFET ke UNTAET selesai dilaksanakan pada 28 Februari 2000.
Sekjen PBB saat itu, Kofi Anan, menunjuk Sergio Vieira de Mello dari Brazil, yang sebelumnya merupakan Ketua UNMIK, sebagai perwakilan khusus dan mengatur urusan administrasi transisi.
Persiapan kemerdekaan Timtim dimulai dengan diadakannya pemilihan konstituante pada 30 Agustus 2001.
Pemilihan tersebut merupakan pemilihan badan perwakilan pertama secara demokratis dalam sejarah Timor Timur.
Tugas utama konstituante adalah menyusun draft konstitusi untuk Timor Timur yang merdeka dan demokratis.
Pada April 2002, Xanana Gusmao pun dipilih sebagai Presiden pertama Timtim dengan persentase 82,7 persen dari total pemilih.
Setelah 2,5 tahun pengurusan administrasi oleh PBB, Timor Timur akhirnya resmi merdeka pada 20 Mei 2002.
Setelah melewati masa-masa pendudukan yang panjang sejak Bangsa Portugis, kini Timor Leste berdiri sebagai sebuah negara sendiri.
Baca Juga: Meski Menantang, PJJ Beri Peluang bagi Guru untuk Tingkatkan Kompetensi
(*)
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR