Advertorial

Meski Menantang, PJJ Beri Peluang bagi Guru untuk Tingkatkan Kompetensi

Nana Triana
,
Sheila Respati

Tim Redaksi

PJJ menghadirkan tantangan, tetapi dapat menjadi kesempatan bagi guru untuk berinovasi dan mengasah kreativitas dalam proses belajar mengajar.
PJJ menghadirkan tantangan, tetapi dapat menjadi kesempatan bagi guru untuk berinovasi dan mengasah kreativitas dalam proses belajar mengajar.

Intisari-online.com – Pandemi Covid-19 tidak hanya memberi tantangan di sektor kesehatan dan ekonomi, tetapi juga pendidikan.

Kegiatan belajar mengajar tidak dapat dilakukan secara tatap muka. Sementara, secara kualitas, pembelajaran jarak jauh (PJJ) tidak seoptimal pembelajaran tatap muka (PTM).

Sepanjang pandemi berlangsung, learning loss atau kehilangan pengalaman belajar, interaksi, dan elaborasi dengan teman dan guru dialami anak didik.

Meski saat ini situasi pandemi di Tanah Air mulai kondusif, PTM belum bisa sepenuhnya dijalankan. Begitu juga di masa pascapandemi.

Anggota Komisi X DPR RI Putra Nababan mengatakan, PJJ memang menghadirkan tantangan, tetapi dapat menjadi kesempatan bagi guru untuk berinovasi dan mengasah kreativitas dalam proses belajar mengajar.

Hal itu ia sampaikan dalam dialog bertema “Peran Aktif Guru dalam Pemulihan Pendidikan” di media center Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9)-KPCPEN, Kamis (25/11/2021).

Baca Juga: Bikin Seisi Bumi Prihatin Gara-gara Kasus Covid-19 Kembali Menggila di Seluruh Dunia, Akhirnya Terkuak Cara Paling Efektif Menahan Laju Penyebaran, TernyataSesimple Ini

“(Pembelajaran) daring di masa pandemi juga membuat kita tahu, apa yang harus disederhanakan dari kurikulum kita,” kata Putra menurut keterangan tertulis, Jumat (26/11/2021).

Hal yang sama dikatakan oleh Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Muhammad Zain. Pada kesempatan yang sama ia mengatakan, pembelajaran daring mendorong guru untuk kreatif.

Ia mencontohkan guru yang berada di wilayah terpencil dengan kendala internet. Apabila terlalu berat untuk menyampaikan pelajaran atau tugas secara online menggunakan kuota internet, guru bisa mencoba fitur voice message.

Namun, lanjut Zain, kemampuan guru juga harus ditingkatkan supaya dapat menyesuaikan dengan situasi pandemi dan pascapandemi

“Kunci pemulihan pendidikan adalah para guru. Kompetensi guru juga harus ditingkatkan karena tugas utamanya tidak hanya transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga menanamkan karakter baik,” kata Zain.

Upaya peningkatan kompetensi yang dimaksud Zain adalah kecakapan digital. Untuk meningkatkan kompetensi tersebut, saat ini pihaknya sudah bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dalam program Madrasah Makin Cakap Digital. Menurut Zain, guru juga perlu diberikan akses ke perpustakaan nasional.

Menemukan cara baru untuk mengajar

Mengamini perkataan Putra Nababan, Ketua Umum Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Unifah Rosyidi menyatakan bahwa pandemi juga menggairahkan guru untuk menemukan cara baru dalam mengajar.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Tak Hanya Sulit bagi Orang Dewasa, Tapi Juga Anak dan Remaja

“Yang paling dibutuhkan guru abad ini adalah yang relate (sesuai, berhubungan) dengan kebutuhan anak. Transformasi kurikulum juga diperlukan sehingga dinamis sesuai kebutuhan. Selain kompetensi ilmu pengetahuan, keterampilan dan karakter juga harus diperhatikan,” kata Unifah.

Ia menyebutkan, guru dapat merumuskan pembelajaran bersama siswa sesuai kompetensi dan kebutuhan, serta mendorong pembelajaran yang bersifat personalize learning.

Unifah meyakini saat ini, sumber belajar bisa didapatkan di mana saja. Sedangkan di kelas, murid dan guru dapat menyelenggarakan hal-hal seperti komunikasi, kolaborasi, atau memecahkan masalah. Ia optimistis para guru di Indonesia dapat memulihkan pendidikan.

Sementara, menurut guru sekaligus Influencer, Mardimpu Sihombing, guru adalah agen perubahan, penggerak, pembelajar. Guru diharapkan memberikan ide untuk perubahan dalam pendidikan.

“Guru harus menghamba pada anak didik. Harus diciptakan sistem pendidikan yang terfokus pada peserta didik dan dapat mengidentifikasi minat bakat peserta didik,” tutur guru yang dikenal karena konten pembelajaran melalui media Tiktok ini.

Tetap mendorong PTM

Pemerintah, kata Putra, tetap mendorong untuk diselenggarakannya PTM secara penuh. Namun, konsekuensinya, perlindungan kesehatan harus dijadikan prioritas oleh guru dan orangtua.

Orangtua perlu bekerja sama dengan guru untuk memberikan pendidikan protokol kesehatan kepada anak. Vaksinasi juga perlu digencarkan untuk insan pendidikan supaya terlindung dari gejala berat Covid-19.

Senada dengan itu, Zain juga menyampaikan bahwa peningkatan literasi kesehatan di kalangan insan pendidikan perlu dilakukan. Tujuannya, supaya proses PTM penuh aman dari risiko penularan Covid-19.