Menurut WHO, teknologi ini akan membantu memeriksa keberadaan antibodi pada orang yang telah divaksinasi.
Atau telah pulih dari infeksi Covid-19, dan membantu memberikan lebih banyak informasi untuk memutuskan apakah akan mendapatkan suntikan booster yang kuat atau tidak.
Alat tes tersebut juga dikatakan mudah digunakan dan cocok untuk fasilitas medis di pedesaan dengan fasilitas dasar, lapor RT.
Perjanjian lisensi non-eksklusif ini memungkinkan teknologi untuk ditawarkan sebagai barang publik global.
Ini adalah lisensi berbagi teknologi uji pertama yang ditandatangani oleh Kantor Paten Obat (MPP) WHO.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyambut baik kesepakatan tersebut.
Berharap dapat mempromosikan berbagi teknologi untuk vaksin, terapi, dan alat diagnostik untuk memerangi pandemi Covid-19.
Ghebreyesus menekankan bahwa langkah ini sangat diperlukan untuk dapat "membalikkan arus" dalam menghadapi situasi pandemi yang menegangkan serta ketidaksetaraan dalam distribusi vaksin secara global.
Source | : | 24h.com.vn |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR