Tokoh lain yang dikaitkan dengan Sabda Palon, adalah Naya Genggong.
Namun, ada yang berpendapat bahwa keduanya adalah penggambaran dua pribadi yang berbeda pada satu tokoh.
Antropolog Paul Stange dalam penelitiannya pada 1988, menyebutkanbahwa Sabda Palon ini merupakan inkarnasi Semar, yang dikenal sebagai mahaguru di Tanah Jawa.
Keduanya adalah titisan dewa dari kahyangan yang sengaja turun ke bumi menjadi punakawan.
Sabda Palon dan Naya Genggong sebenarnya bukanlah nama asli, tetapi gelar yang diberikan sesuai dengan karakter tugas yang diemban.
Serat Dharmagandhul, menyebutkan bahwa Sabda Palon diartikan sebagai kata-kata dari namanya.
Sabda Palon bermakna, ‘sabda’ berarti seseorang yang memberikan masukan atau ajaran, dan ‘palon’ berarti pengancing atau pengunci kebenaran yang bergema dalam ruang semesta.
Sedangkan nama Naya Genggong bermakna, ‘naya’ berarti nayaka atau abdi raja, dan ‘genggong’ berarti mengulang-ulang suara.
Maka, Naya Genggong adalah seorang abdi yang berani mengingatkan raja secara berulang-ulang tentang kebenaran dan berani menanggung akibatnya.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR