Di kuil Ptolemeus Edfu, yang dibangun ribuan tahun kemudian, sebuah prasasti menceritakan bahwa tempat suci ini dibangun sesuai dengan pedoman milenium Imhotep.
Ketenarannnya sebagai orang bijak, membuatnya dipromosikan ke Olympus Yunani sebagai dewa pengobatan Asclepius, dan kemudian ke Romawi sebagai Aesculapius.
Makamnya, tetap menjadi target utama dari banyak misi arkeologi yang beroperasi di pasir Saqqara, meski hingga kini belum ditemukan.
Lebih dari seribu tahun setelah Imhotep, Amenhotep putra Hapu menyusun kuil Luxor, di bawah pemerintahan Amenhotep III, pada dinasti ke-18, sebuah bangunan yang menetapkan kanon definitif kuil Mesir.
Dia memilih blok kuarsit merah di tambang Gebel el-Ahmar, blok yang digunakan untuk memahat Colossi of Memnon yang tekenal, yang memimpin kuil pemakaman Amenhotep III di tepi barat Thebes, Luxor modern.
Dia kemudian dianugerahi oleh Amenhotep III sebuah kuil untuk pemujaan pemakamannya, sebuah hak istimewa yang hanya diperuntukkan bagi para firaun dan sejumlah ratu.
Beberapa patungnya, yang menerima pemujaan populer, ditempatkan di kompleks Amun, di kompleks dewi Mut, dan di kuil Khonsu, di Karnak.
Dalam salah satunya, Amenhotep menyatakan bahwa dia telah mencapai usia kesucian, yang secara agama ditetapkan pada seratus sepuluh tahun, meskipun itu hanya retorika murni.
Karena arsitek terkenal itu meninggal pada usia delapan puluh tahun, usia yang luar basa pada waktu itu.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR