Ia mengatakan pemerintah Indonesia menghargai kebebasan navigasi di Laut Natuna Utara, menambahkan: "Kami telah berdiskusi dengan mitra kontak kami di China, kami sepakat untuk berbeda pendapat di beberapa hal, tapi saya yakin kami berhasil mengaturnya sejauh ini.
"Kami tidak merasa kami punya masalah dengan China," ujar Luhut merespon suatu pertanyaan.
"Ini seperti masalah antar saudara. Terkadang Anda punya masalah-masalah, tapi jangan sampai membuatnya sebagai masalah besar. Saya tidak melihatnya sebagai masalah besar selama mereka tidak mengklaim secara resmi jika Natuna milik mereka. Itu berbeda."
Davis dan pakar maritim lainnya menekankan jika kebebasan berlayar bukanlah masalah dan mencatat bahwa terpisah dari insiden tahun 2016, yang mana kapal Coast Guard China merebut kembali sebuah kapal pukat yang ditangkap di perairan Indonesia.
Kali ini Indonesia tampaknya mundur ketika dihadang dengan tekanan yang lebih kuat.
“Ini cukup serius,” kata Davis, mantan ahli strategi Departemen Pertahanan.
“Orang Indonesia mungkin tidak ingin mengguncang perahu, tetapi pada titik tertentu, Jakarta harus memutuskan apa yang harus dilakukan dengan China. Orang China menggunakan diplomasi dengan sangat sukses.”
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?
Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini
KOMENTAR