Tak Bisa Berbuat Banyak Saat China Keruk Kekayaan Lautnya, Beginilah Respon Malaysia Melihat China Mengambil Minyak Tepat di Depan Matanya Sendiri

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

China dan Malaysia
China dan Malaysia

Intisari-Online.com - China Coast Guard (CCG) dan Royal Malaysian Navy (RMN) terlibat sengketa atas eksplorasi minyak di Laut China Selatan.

Kapal China Coast Guard 5402 mengusik kapal pemasok beserta alat pengebor yang beroperasi hanya 70 km dari Negara Bagian Sarawak Malaysia pada 19 November 2020.

Malaysia kemudian mengerahkan kapal angkatan lautnya dan terus membuntuti kapal China 5402.

Insiden tersebut terjadi setelah dua minggu setelah ketegangan meningkat di daerah tersebut.

Baca Juga: Weton Paling Sakti; Watak Wanita Kelahiran Selasa Menurut Primbon Jawa

CCG 5402 meninggalkan Hainan pada 30 Oktober melewati rute patroli China biasanya.

Kapal itu berhenti di pangkalan pulau buatan China di Subi dan Fiery Cross Reefs sebelum menuju zona ekonomi eksklusif Malaysia pada 2 November.

Kapal CCG telah bercokol di sana selama beberapa tahun terakhir, difasilitasi oleh pusat logistik terdekat di Spratly.

Pada 10 November, 5402 berpatroli di blok minyak dan gas di sebelah barat Luconia Shoals, melewati Sapura Constructor, sebuah kapal konstruksi lepas pantai yang beroperasi di daerah tersebut.

Baca Juga: Tidak Segan Masuki Perairan Natuna Berulang Kali Asal Bisa Selamat, China Kini Mengemis Kepada Indonesia Agar 25 ABK China di Kapal Tanker Ini Bisa Dipulangkan Segera

Kapal Bunga Mas Lima milik AL Malaysia, telah meninggalkan Sabah sehari sebelumnya, tiba di Luconia Shoals beberapa jam kemudian dan membayangi 5402.

Pada 12 November, 5402 menuju ke timur Luconia Shoals untuk patroli cepat sebelum kembali ke posnya.

Tertarik dengan kedatangan rig jackup baru, Borr Drilling's Gunnlod juga ditarik ke lokasi itu hanya beberapa hari sebelumnya.

Ia terlihat sedang dilayani oleh dua kapal pemasok lepas pantai: Lewek Plover dan JM Abadi.

Baca Juga: AL Malaysia Gelar Latihan Perang di Utara Pulau Kalimantan dan Libatkan Helikopter EC-725 Royal Malaysian Air Force, Apa yang Terjadi?

Citra satelit dari 18 November menunjukkan rig dan JM Abadi beroperasi tanpa gangguan.

Gunnlod beroperasi di blok SK410B, mengeksplorasi gas alam di bawah kontrak dengan PTT Exploration and Production (PTTEP) Thailand.

5402 kembali ke daerah tersebut pada 19 November dan mendekat dalam jarak 3 km dari rig (tempat pengeboran).

Mungkin itu dilakukan untuk menyuruh mereka berhenti melakukan operasi tersebut.

Baca Juga: Salah Kaprah, Dianggap Lebih Baik dari Donald Trump, Justru Anak Buah Pilihan Joe Biden Ini Sudah Punya Rencana Menghukum Turki, Iran: Kami Kutuk!

Tak berhenti ditu, masih ada kasus terbaru lainnya yang melibatkan pengeboran lepas pantai Malaysia dan Vietnam.

Bunga Mas Lima masih berpatroli di daerah tersebut dan akan tetap berada di dekat Luconia Shoals selama dua hari.

Tapi dalam beberapa jam, RMN mengerahkan kapal kedua — KD Keris yang lebih mumpuni untuk berlayar langsung dari Sabah ke Gunnlod.

Keris berada di dekat rig selama sekitar satu hari sebelum mengikuti 5402 kembali ke Luconia Shoals.

Baca Juga: Terlilit Utang dengan China, Inilah 8 Negara yang Diprediksi Bisa Bangkrut Jika Terus-Terusan Bergantung Pada Utangan China

Kedua kapal itu bermanuver di sana selama beberapa hari.

Ketika 5402 pergi untuk patroli lagi ke barat Luconia Shoals pada 24 November, Keris mengikutinya.

Pada 25 November, Gunnlod tetap berada di lokasi di Blok SK410B dan 5402 belum dikembalikan.

Sejarah terbaru menunjukkan China dapat meningkatkan kebuntuan dengan penyebaran lebih lanjut.

Baca Juga: ‘Saya Tidak Akan Pernah Puas dengan Penampilan Saya’ Kisah Gadis 16 Tahun Lakukan 100 Kali Operasi Plastik, Merasa Jelek dan Sering Dibully, Seperti Ini Sekarang Tampilannya

Tapi mungkin juga tidak karena yang dilakukan China sangat dekat dengan pantai Malaysia dan merupakan sebuah provokasi.

Dan ini terjadi pada waktu yang sangat sensitif untuk Kuala Lumpur, dengan pemerintahan Perdana Menteri Muhyiddin Yassin yang goyah menghadapi kemungkinan mosi tidak percaya ketika memberikan anggaran tahunannya kepada Parlemen.

(*)

Artikel Terkait