Sering, menurut Aristyo, jika pemerintah telah menekankan potensi wisata Natuna, tapi pembangunan di wilayah itu masih tertinggal, sama halnya dengan jumlah penerbangan menuju Natuna, jumlah hotel dan berbagai hiburan di pulau tersebut.
"Seperti ungkapan itu, sekalinya Anda membangunnya, mereka akan datang. Indonesia harus membangun infrastruktur wisata yang layak sebelum mempromosikan Natuna kepada pasar turis lokal dan mancanegara. Hal ini bisa termasuk melibatkan investor sektor swasta baik dari Indonesia maupun luar negeri."
Langkah selanjutnya menurut Aristyo adalah Indonesia harus meningkatkan penelitian ilmiah maritim di Laut Natuna Utara.
Memang Laut Natuna adalah termasuk ZEE Indonesia, tapi bukti menunjukkan penggunaan konsisten dan eksploitasi sumber daya wilayah yang dipakai oleh China.
Masih jelas di ingatan ketika Haiyang Dizhi Shihao 10 milik China memasuki ZEE Indonesia dan melakukan survei atau penelitian ilmiah maritim tanpa persetujuan Indonesia.
Sebelum insiden yang sama terulang kembali, menurut Aristyo, Indonesia seharusnya melakukan lebih banyak penelitian sendiri di Laut Natuna Utara.
Infrastrukturnya sudah menunjang lewat Badan Inovasi dan Penelitian Nasional yang baru terbentuk.
Pelaksanaan penelitian di Natuna menurutnya akan membantu Indonesia menemukan potensi lebih dari sumber daya laut dan keanekaragaman lain di wilayah tersebut.
KOMENTAR