Ibu Jadwiga, Elizabeth dari Bosnia, seharusnya menjabat sebagai wali sampai Jadwiga cukup umur.
Namun, karena kedewasaan dan kecerdasan kepemimpinan Jadwiga yang mengejutkan, diputuskan bahwa sebuah adipati tidak diperlukan.
Jadwiga sangat dermawan, mendanai beasiswa dan rumah sakit baru, sehingga dia dihormati oleh Gereja Katolik Roma sebagai santa pelindung para ratu.
Bahkan, dia menyumbangkan perhiasan mahkotanya untuk restorasi dan modernisasi Universitas Krakow.
Setelah penobatan Jadwiga, pemilihan calon suaminya menjadi perdebatan paling penting di negara itu.
Jadwiga ingin menikahi teman masa kecilnya, William dari Austria, putra Leopold III dan Viridis Visconti.
Sebenarnya, mereka sudah bertunangan secara tidak resmi, tetapi para bangsawan punya rencana lain.
Ditentukan bahwa pernikahan dengan Jogaila, Raja Lituania, akan sangat bermanfaat bagi Polandia, agar Jadwiga melakukan yang terbaik untuk tanahnya, sehingga menyatakan bahwa pertunangannya dengan William tidak sah, dan harus menikahi raja yang berusia 26 tahun itu.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR