Intisari-Online.com - Sebuah bahan peledak seberat 35 kg ditemukan seberat 35 kg di Gunung Ciremai, Majalengka, Jawa Barat pada Jumat (1/10/2021).
Penemuan bahan peledak itu ditemukan oleh tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri.
Dan itu bukanlah bahan peledak biasa.
Selain beratnya yang mencapai 35 kg, itu adalahbahan peledak jenis Triaceton Triperoxide Aseton Peroksida (TATP).
Sanking dahsyatnya bahan peledak itu, maka dia mendapat julukan"The Mother Of Satan".
Lalu siapa pemiliknya?
Dilansir dari kompas.com pada Rabu (6/10/2021), bahan pelesak itudimiliki oleh Imam Mulyana (31).
Imam Mulyana merupakan seorang narapidana teroris Jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang ditangkap 2017 lalu.
Tapi baru pada Oktober 2021 ini Imam mengakuipernah menyimpan bahan baku peledak yang disembunyikan di Gunung Ciremai.
Dari pengakuannya itulah, TimDensus 88 berangkat ke Gunung Ciremai untuk memeriksanya.
Ledakannya bisasebabkan longsor
Tim Densus 88 menemukan bahan peledak itudi kawasan Karanglenang yang masuk wilayah Desa Bantaragung, Kecamatan Sindangwangi, Kabupaten Majalengka.
Lalu sebagai bukti, mereka pun meledakkannya.
Saat peledakkan, polisi juga mengajak sejumlah warga untuk jadi saksi. Salah satunyaParman (46).
Tidak semua bahan peledak diledakkan. Menurut Parman, polisi hanya meledakkan 5 kg bahan peledak itu.
"Ada sekitar 5 kg yang diledakkan, sisanya dibawa,"ujar Parman seperti dikutip dari TribunJabar.id pada Selasa (5/10/2021).
Namun efeknya sungguhdahsyat. Bahkan langsung timbulkan longsor di titik ledakan.
"Suaranya ledakannya cukup kencang hingga menimbulkan kerusakan di titik ledakan," lanjut Parman.
Sementara warga lain mengira ledakan itu adalah suara petir. Mengira itu tanda akan turun hujan.
Selain itu, ledakan "mother of satan" terdengar hingga 10km jauhnya.
Kepala Dusun Malarhayu, Desa Bantaragung, Udi (45) mengatakan, pihaknya memang sudah mendapat laporan.
Sehingga mereka tidak kaget.
Tapi dugaan Tim Densus benar, bahwa perkiraan jarak dari lokasi memang mencapai 10 kilometer.
Usai penemuan ini, maka pemerintah setempat akan lebuh teliti untuk memeriksa setiap orang yang memasuki kaki Gunung Ciremai.
Sementara Imam Mulyana mengakui berikrar setia ke NKRIdan Pancasila.
Oleh karenanya, dia mengakui keberadaan bahan peledak itu.
Pengakuan itu keluar setelah ia menjalankan ikrar untuk sumpah setia ke NKRI dan Pancasila.