Awalnya, Angkatan Udara mengharuskan delapan rudal dibawa secara internal di dalam ruang senjata utama F-22, kemudian dikurangi jadi 6 ketika kedua tim desain menyimpulkan bahwa rancangan ini tidak dilakukan secara efektif.
Tantangan sebenarnya F-22 adalah untuk mengintegrasikan kemampuan siluman, supercruise, avionik yang sangat terintegrasi dan lincah ke dalam pesawat yang jangkauannya lebih jauh daripada pesawat yang digantikan, yaitu F-15 Eagle.
Rancangan F-22 kemudian dibatasi biayanya oleh Angkatan Udara AS menjadi sebesar USD 9 juta per pesawat dalam produksi, sampai pada saat ini, rancangan Lockheed memiliki lebih dari USD 16 juta avionik di setiap pesawat.
Hal ini akhirnya membuat rancangan inframerah dijatuhkan, juga termasuk radar yang dipasang di pipi pesawat, keputusan yang tidak dibuat oleh Angkatan Udara AS tapi dari Lockheed Martin yang memutuskan apa yang terbaik untuk uang.
Kini, keputusan Lockheed Martin ini segera disesali karena Su-35 Flanker-E Rusia memiliki radar pencarian dan pelacakan infaremerah serta dipasang di pipi pesawat.
KOMENTAR