Dilansir dari dailymail.co.uk pada Jumat (1/10/2021), Pentagon tidak mau mengulangi kesalahan atas serangan pesawat tak berawak pada 29 Agustus di Afghanistan yang menewaskan seorang pekerja bantuan yang tidak bersalah dan tujuh anak.
Jadi, beberapa jam sebelum Pentagon melakukan penyerang di Suriah, seorang perwira umum Angkatan Udara akan melakukan penyelidikan.
Setelah serangan di Suriah pekan lalu, tim Pertahanan Sipil Suriah, yang dikenal sebagai White Helmets, mengatakan sebuah mayat tak dikenal diangkat dari mobil di sepanjang jalan Idlib-Binnish di timur provinsi Idlib.
Kendaraan hangus, terbelah di tengah, tergeletak di sisi jalan pedesaan di sebuah kebun.
Komando Pusat AS kemudian mengatakan bahwa pasukan Amerika melakukan 'serangan kontraterorisme kinetik' di dekat provinsi Idlib yang menargetkan seorang pemimpin senior kelompok militan Al Qaeda.
Tapi awalnya tidak mereka identifikasi.
"Indikasi awal adalah bahwa kami menyerang individu yang kami tuju, dan tidak ada indikasi korban sipil akibat serangan itu," kata Letnan Angkatan Laut Josie Lynne Lenny dalam sebuah pernyataan.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, yang berbasis di Inggris, mengatakan kendaraan itu membawa seorang militan dari salah satu kelompok radikal yang beroperasi di provinsi tersebut.
Tapi Observatorium tidak mengidentifikasi kelompok itu tetapi mengatakan bahwa mereka terkait dengan Al-Qaeda.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR