Bak Sedang Ketiban Rezeki Nomplok, Timor Leste Bersiap 'Rampas' Pendapatan yang Puluhan Tahun Dikuasai Negara yang Jadikan Mereka Sapi Perah, Tepat saat Bantuan Internasional Sedang Bejibun

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

Minyak Timor Leste
Minyak Timor Leste

Intisari-Online.com - Timor Leste tidak sendirian menghadapi pandemi Covid-19 di negaranya. Negara kecil ini sangat terbuka terhadap berbagai bantuan internasional.

Alhasil, kini negara bekas provinsi ke-27 Indonesia itu kebanjiran bantuan agar laju penularan Covid-19 di negara tersebut bisa terkendali.

Dilaporkan laman tatoli.com, Kamis 16 September 2021, Badan Kerjasama Internasional Korea (KOICA) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Timor-Leste menawarkan bantuan 500 tempat tidur kepada Kementerian Kesehatan Timor Leste sebagai tanggapan atas pandemi Covid-19.

Dukungan ini diberikan menyusul permintaan dari Covid-19 Management Crisis (CIGC).

Baca Juga: Pemakaman Santa Cruz di Ibu Kota Timor Leste, Salah Satu Landmark Negara Muda Ini, Tempat Terjadi Peristiwa Berdarah di Akhir Pemerintahan Indonesia

Beriringan dengan itu, kini Timor Leste sedang bersiap menerima pendapatan dari sepuluh perusahaan yang aktif di ladang minyak Bayu Undan.

Mereka akan segera membayar pajak langsung kepada Pemerintah Timor Leste untuk pertama kalinya, menurut Presiden Otoritas Perminyakan dan Mineral Nasional (ANPM), Gualdino da Silva.

“Kami tidak lagi akan membagi pajak dengan Australia, tetapi perusahaan dan operator membayar pajak langsung ke Timor Leste untuk dana perminyakan,” katanya sebagaimana dilansir Tribunnews.com.

Baca Juga: Tak ada Jejak-jejak Komunis Terlihat Secuilpun, Benarkah Timor Leste Sebenarnya Menggunakan Ideologi Komunis Sampai Memancing Presiden Soeharto untuk Menginvasinya?

Gualdino da Silva mengonfirmasi bahwa investor terus mengeksplorasi area pengembangan minyak bersama, tetapi setelah pertukaran nota diplomatik antara Timor Leste dan Australia, area tersebut sekarang secara resmi berada dalam batas laut Timor Leste.

Menteri mengatakan joint-venture sedang memasuki fase baru.

“Sekarang kami sedang membahas beberapa perusahaan (yang) kontraknya akan selesai pada 2021-2022. Kami sedang memikirkan bagaimana kontrak mereka akan berakhir, sehingga TIMOR GAP E.P dapat terus melakukan eksplorasi,” tambah presiden merujuk pada perusahaan minyak nasional.

Baca Juga: Sampai Dicaci-Maki Perwira Senior, Kini Terungkap Nekatnya AU Indonesia selama Puncak Krisis Timor Leste 1999, Sudah Ambil Posisi 'Dogfight' Melawan Jet Tempur Australia

Presiden ANPM juga mengatakan negosiasi sedang berlangsung dengan raksasa energi Italia ENI untuk bermitra bersama dalam penelitian.

Timor Leste telah menetapkan lima kontrak produksi secara keseluruhan: dua di Bayu Undan; salah satunya adalah untuk mengambil alih Joint Petroleum Development Area (JPDA) sewa PSC 06.105; lainnya adalah mengambil alih JPDA PSC 11.106; dan yang kelima untuk mengalihkan ladang Buffalo Petroleum ke yurisdiksi Timor-Leste, di bawah wewenang ANPM.

Pemerintah Timor Leste telah menandatangani lima kontrak bagi hasil (production sharing contract/PSC) baru dengan bisnis minyak dan gas yang terkena dampak perubahan perbatasan laut, untuk memastikan kelangsungan operasi lepas pantai selama masa transisi.

Baca Juga: Orang Inggris Kebingungan, Tanpa Disadari Banyak Orang Timor Leste Ternyata Mengais Rejeki di Inggris, Terkuak Cara Mereka Masuk Inggris Bahkan Nyaris Tak Diketahui Orang Eropa

Pemerintah Timor Leste telah menandatangani kontrak baru dengan Pemerintah Australia, yang mengatur pertukaran informasi keuangan antara kedua negara.

Juga ditandatangani dua Nota Kesepahaman (MOU) antara departemen pemerintah masing-masing, memungkinkan kerjasama di Bayu Undan dan berbagi data geologi.

(*)

Artikel Terkait