Intisari-Online.com – Terjadi pada 16 September 1498, seorang biarawan Dominikan berusia 78 tahun yang lemah mempersembahkan doa terakhirnya kepada Tuhan.
Dia memalingkan wajahnya ke bantal, lalu meninggal.
Dan ribuan orang bersukacita.
Apa yang sebenarnya terjadi?
Tomás de Torquemada, Inkuisitor Agung pertama dari Inkuisisi Spanyol, adalah seorang pria yang bertanggung jawab atas penyiksaan dan teror yang meluas dan diperkirakan terjadi 2.000 pembakaran di tiang pancang.
Menurut Wikipedia, Inkuisisi adalah istilah yang secara luas digunakan untuk menyebut pengadilan terhadap ahli bidat oleh Gereja Katolik Roma
Torquemada, lahir pada tahun 1420, adalah keponakan dari seorang kardinal dan teolog Dominikan yang terkenal.
Dia bergabung dengan sebuah biara ketika masih kanak-kanak dan mengabdikan dirinya untuk pendidikan dan kesalehan.
Karena membuat para tetua terkesan, dia kemudian ditunjuk sebagai kepala biara de Segovia.
Di tempat itulah, biarawan yang ambisius itu bertemu dan berteman dengan Putri Isabella I, yang kemudian bertugas melayani tidak hanya sebagai bapa pengakuannya, tetapi juga sebagai penasihat terdekatnya.
Ketika Isabella menjadi Ratu pada tahun 1474, Torquemada membantu dan mendorongnya menjadi istri Ferdinand dari Aragon, sehingga menggabungkan wilayah mereka.
Pada waktu sekitar ini, ribuan orang Yahudi dan Muslim di Spanyol beralih ke Katolik daripada dianiaya karena tetap memilih keyakinan mereka.
Tetapi Raja Ferdinand dan Ratu Isabella melihat para mualaf yang dipertanyakan ini justru sebagai ancaman bagi kehidupan sosial dan keagamaan Spanyol.
Raja pun berpaling kepada Paus Sixtus IV, meminta izin untuk mendirikan sebuah Inkuisisi.
Yang Mulia berpikir itu adalah ide yang bagus dan pada tahun 1482, dia menunjuk sejumlah inkuisitor, termasuk Torquemada yang disukainya.
Berniat untuk membersihkan negara dari semua bid'ah, biarawan itu menjalankan tugasnya dengan sangat senang sehingga setahun kemudian ia diangkat menjadi Inkuisitor Agung Spanyol.
Pada tahun 1484, dia mengumumkan 28 pasal untuk panduan tim inkuisitornya yang memberdayakan mereka untuk menyelidiki.
Tidak hanya kejahatan bid’ah dan kemurtadan tetapi juga sihir, sodomi, poligami, penistaan agama, riba, dan pelanggaran lainnya.
Melansir On This Day, jika mereka tidak mengakui, maka Torquemada mengizinkan penyiksaan untuk mendapatkan bukti.
Target utamanya adalah Marranos, yaitu orang Yahudi yang mengaku telah masuk Kristen tetapi diam-diam masih mengikuti agama Yahudi.
Biarawan fanatik itu menggunakan jaringan mata-mata dan melakukan perjalanan ke sana kemari bersama 50 ksatria bersenjata dan 200 tentara.
Dia bersikeras bahwa terhukum harus mengenakan sanbenito, yaitu kain kabung tanda penyesalan yang menandai mereka sebagai bidat.
Pada tahun 1492 Torquemada adalah tangan penuntun di balik dekrit yang menyebabkan sekitar 40.000 orang Yahudi diusir dari Spanyol hanya dengan harta pribadi mereka.
Setidaknya 2.000 orang dibakar di tiang pancang, tetapi 25.000 lainnya dihukum dan dikenakan hukuman yang lebih ringan.
Semuanya menjadi terlalu berat bagi Paus yang tidak dapat membayangkan besarnya semangat gila yang diterapkan oleh orang yang ditunjuknya untuk menjalankan tugasnya.
Maka pada tahun 1494 Paus menunjuk empat inkuisitor baru untuk menahan Torquemada.
Empat tahun kemudian, Inkuisitor Agung yang, ironisnya, berasal dari keluarga conversos, yang pindah agama dari Yudaisme, meninggal dengan tenang di biara St. Thomas Aquinas di vila, tempat ia dimakamkan.
Makamnya digeledah dua tahun sebelum inkuisisi akhirnya dibubarkan dan dikatakan bahwa tulang-tulangnya dicuri dan dibakar sebagai ritual.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari