Penulis
Intisari-Online.Com -Codex Gigas (Buku Raksasa) adalah salah satu naskah yang paling misterius dalam sejarah.
Ditulis oleh seorang penulis yang tidak dikenal, teks itu penuh dengan legenda okultisme danukurannya sangat besar sehingga harus dibuka oleh dua orang.
Rasanya seolah buku itu tidak dibuat untuk tangan manusia, jadi dari mana datangnya Codex Gigas ?
Ada yang mengatakan bahwa teks itu ditulis oleh Iblis yang bahkan terdapat potret setan di salah satu halaman, sehingga buku ini disebut juga The Devil's Bible.
Yang lain menyatakan bahwa Codex adalah karya seorang bhikkhu tunggal, meskipun banyak yang percaya bahwa dia membuat perjanjian dengan setan untuk menyelesaikan pekerjaannya.
Sementara teks tersebut sangat mengerikan, salah satu fakta yang kurang diketahui tentang Codex Gigas adalah bahwa 10-12 halaman asli sekarang hilang.
Diduga, halaman-halaman ini mengandung informasi yang sangat berbahaya sehingga harus dihancurkan demi kemanusiaan.
Legenda mengatakan bahwa buku itu diciptakan oleh seorang biarawan yang menjual jiwanya kepada iblis
Baca Juga: Kisah Sumur Sakti, Tempat Gadis-gadis Dipersembahkan Demi Menenangkan Setan yang Bermukim
Menurut legenda, Codex gigas diciptakan pada abad ke-13 oleh Herman, seorang biarawan terkutuk yang membuat perjanjian dengan Iblis.
Sebelum konsepsi buku itu, Herman telah melakukan dosa besar, dan abbasnya memutuskan bahwa ia harus ditembok dan dibiarkan kelaparan sampai mati sebagai hukuman.
Dalam upaya untuk menyelamatkan hidupnya sendiri, bhikkhu itu berjanji untuk menulis naskah kuno besar yang akan meninggikan derajat biara, denganganti bahwa ia akan dibebaskan setelah teks tersebut selesai.
Abbas itu setuju dan Herman diberi waktu satu tahun untuk melaksanakan tugas itu.
Herman segera mulai bekerja, dan bekerja keras tanpa henti selama berbulan-bulan, tetapi tetap saja dia belum selesai.
Sebuah teks sebesar ini bisa memakan waktu tiga dekade untuk ditulis dengan tangan; satu tahun bukan waktu yang cukup.
Dengan sedih, Hermanberbalik pada Lucifer pada malam sebelum buku itu seharusnya selesai.
Iblis setuju untuk membantu biarawan itu menyelesaikan naskah kuno itu, tetapi Herman dipaksa untuk memberikan jiwanya kepada setan sebagai gantinya.
Sebuah tawar-menawar dibuat, naskah kuno itu diselesaikan dalam semalam, dan Herman dimaafkan dan diberi kebebasan.
Codex Berisi Alkitab Kristen, Tapi Juga Mantra Sihir Dan Instruksi Ritual
Codex Gigas berisi terjemahan Vulgata dari Alkitab tapi itu hanya terdiri setengah dari buku besar.
Buku tebal itu juga berisi empat buku lagi: dua tulisan Josephus Flavius tentang sejarah Yudaisme, sebuah ensiklopedia yang disebut Etymologiae, dan sebuah teks medis oleh Constantine the African.
Sementara Codex terutama ditulis dalam bahasa Latin, itu juga berisi sejumlah besar alfabet lainnya, seperti bahasa Ibrani dan Slavik.
Baca Juga: Temui Tom Leppard, Pria yang Tinggal di Gua dan Dianggap Vampir Penyembah Iblis
Bagian asli dari Codex jauh lebih gelap, ada risalah tentang pengakuan dosa dan diikuti oleh ilustrasi satu halaman penuh tentang Surga dan Iblis.
Setelah itu muncul beberapa halaman yang didedikasikan untuk sulap dan mantra sihir, yang diyakini sebagai bagian dari ritual pengusiran setan.
Parapakar menyarankan bahwa pengajaran ini digunakan untuk mengusir kejahatan dari orang-orang yang menderita penyakit.
Halaman Hilang Teks Dikabarkan Terlalu Berbahaya untuk Kemanusiaan
Sementara Codex Gigasyang ada kini memiliki310 halaman, buku tebal itu awalnya berisi antara 320 dan 322 halaman.
Menariknya, bagian-bagian yang hilang dari buku itu tidak jatuh begitu saja, karena para arsiparis mencatat bahwa halaman-halaman itu sengaja dipotong dari penjilidan.
Penemuan ini telah menyebabkan spekulasi yang tak ada habisnya tentang isi dari bagian yang hilang.
Paraahlipercaya bahwa beberapa halaman memuat daftar aturan untuk biara tempat buku itu awalnya disimpan, tetapi mereka juga mencatat bahwa aturan-aturan itu hanya terdiri paling banyak dua halaman.
Beberapa percaya bahwa halaman dihancurkan karena konten mereka dianggap terlalu berbahaya, sementara yang lain berpikir mereka dicuri untuk tujuan rahasia dan jahat.
Dalam karya fiksi The Devil's Prayer, halaman-halamannya memuat doa tituler, dan bila dilafalkan dapat memunculkan bencana mengerikan yang tak terbayangkan.
Teks Itu Ditulis oleh Seorang Biksu, Dan Mungkin Diperlukan Seluruh Hidupnya Untuk Menyelesaikan
Sebuah teori mengatakan Codex Gigas ditulis oleh satu orang.
Sementara kepengarangannya tidak dapat dikonfirmasi, karya tersebut ditandatangani oleh seorang biarawan bernama Hermanus monachus inclusus (diterjemahkan dari bahasa Latin menjadi "Herman the Recluse").
Setelah mempelajari teks itu dengan cermat, para sejarawan modern telah menarik beberapa kesimpulan tentang kepenulisan buku tebal ini.
Pertama, kaligrafi itu unik dan konsisten di seluruh keseluruhan karya, yang artinya ditulis olehsatu orang.
Kedua, perlu waktu sekitar lima tahun kerja tanpa henti untuk bahkan menyalin teks dengan tangan.
Baca Juga: Kisah Tragis Elisabeth Fritzl, Dikurung 24 Tahun dalam Penjara Ayahnya Sendiri Hingga Miliki 7 Anak
Secara realistis, jika Herman menghabiskan waktu lima jam sehari untuk mengerjakan buku itu, dia akan membutuhkan waktu setidaknya dua puluh tahun untuk menyelesaikannya.
Padahal, pada abad ke-13, angka harapan hidup rata-rata hanya 31 tahun, jadi kemungkinan besar Codex Gigas adalah karya hidup Herman si Petapa.
CodexGigas BerpindahTangan Berulang Kali Selama Berabad-abadThe Codex Gigas tidak menetap secara permanen di kota di mana ia pertama kali diciptakan.
Selama bertahun-tahun, itu telah dijual, dipinjam, dan dicuri.
Diperkirakan buku itu selesai antara 1223 dan 1230 di biara Benediktin di Podlažice, Bohemia (sekarang Republik Ceko).
Codex Gigas tidak bertahan lama di sana, biara jatuh pada masa-masa sulit yang memaksa untuk menggadaikan buku itu ke sebuah biara di Brevnov.
Baca Juga: Inilah 3 Literatur Kuno yang Konon Ditulis Oleh Iblis, Isinya Sungguh Mencengangkan
Dari sana, Codex Gigas pindah ke Broumov, setelah para biarawan di Brevnov terpaksa melarikan diri dari Perang Hussite pada 1420.
Rudolph II, Raja Bohemia, meminjam buku itu dari para biarawan pada tahun 1594.
Dia tidak pernah mengembalikannya, dan sebaliknya menyimpannya di antara sisa harta kerajaan yang telah dia “pinjam” selama bertahun-tahun.
Kemudian, pada 1648, diambil oleh Swedia ketika mereka menjarah Praha pada akhir Perang 'Tiga Puluh Tahun'.
Setelah itu, disimpan di Perpustakaan Kerajaan di Stockholm, di mana api besar 'menggusurnya' untuk sementara waktu.
Saat ini buku sering dikirim dengan status pinjaman untuk tujuan pendidikan.
Pada 2007, buku itu dipinjamkan ke Praha, yang memungkinkan orang-orang Ceko memeriksa teks yang semula mereka tulis dan miliki berabad-abad sebelumnya.