Intisari-Online.com – Ketika berbicara soal protes, maka kelas bawah Amerika pada pergantian abad memiliki sejumlah keadaan yang menyulitkan untuk dipilih.
Tetapi tidak ada yang begitu luar biasa, dan hanya sedikit yang begitu besar, seperti terjadi Kerusuhan Tonsilektomi tahun 1906.
Masalah dimulai tahun itu di New York City, ketika wabah tonsilitis terjadi di rumah petak yang penuh sesak, membuat banyak anak-anak dipulangkan dari sekolahnya.
Keluarga kelas menengah sering memilih untuk mengakhiri siklus dengan operasi amandel.
Tetapi wanita yang bekerja 12 jam sehari tidak punya waktu untuk mengantar anak-anak mereka ke kota, mereka juga tidak mampu membayar biaya dokter 50 sen.
Maka, kepala sekolah P.S. 100 di Cannon Street mengatur acar amal di seluruh sekolahan, yaitu mendatangkan dokter dari rumah sakit Gunung Sinai untuk melakukan operasi secara gratis selama jam sekolah.
Tentu saja, anak-anak sekolah itu harus meminta izin dari orangtua mereka.
Tetapi, mayoritas muridnya adalah imigran Yahudi yang keluarganya hanya dapat berbicara bahasa Yiddish.