Intisari-Online.com -Dalam beberapa tahun terakhir, muncul rumorTimor Lesteterancam bangkut.
RumorTimor Lesteterancam bangkut mulai naik saat negara itumasuk menjadisalah satu negara termiskin di dunia.
PadahalTimor Leste sebenarnyamemiliki hasil bumi yang melimpah.
Hasil bumi inilah yang menjadi salah satu alasan warga Timor Leste ingin berpisah dengan Indonesiapada tahun 1998.
Mereka merasa bisa menghidupiwarganya sendiri tanpa campur tangan pemerintah Indonesia.
Dilansir darimakassar.tribunnews.com pada Rabu (15/9/2021), Timor Leste memiliki ladang minyak dan gas bumi yang berlimpah.
Sayangnya kekayaan itu belum bisa memberikan dampak kepada masyarakatnya.
Selama ini, Timor Lesteselalu mengandalkan minyak sebagai penghasilan utama negara tersebut.
Jika Anda datang ke negara itu, maka akan ditemukan beberapa lokasi yang menjadi titik pengeboran untukeksplorasi minyak.
Namun sejak beberapa tahun terakhir muncul rumor bahwa salah satu ladang minyak di Timor Leste mengering.
Tepatnya diBayu-Undan.
Masalah lain adalah banyaknya biaya yang harus dikeluarkan Timor Leste jika ingin memiliki teknologi pengobaran minyak yang besar.
Akibatnya Timor Leste harus berutang kepada China.
Nah, di tengah berbagai rumor itu, Timor Leste mendadak ketiban rezeki nomplok.
Diprediksi bangkrut pada awal tahun 2020 silam, Ladang Bayu-Undan yang sempat diisukan mengering, mendadakmendapatkan kucuran dana segar dan diekspolitasi lagi.
Eksploitasi minyak lepas pantai Timor LesteolehAustraliakembali dilakukan atas kesepakatan kedua belah pihak.
Perusahaan migas Australia, Santos, menjadi salah satu perusahaan yang akan melakukan pengeboran minyak di lapangan Bayu-Undan.
Pengeboran disepakati dalam kerjasama senilai 235 juta Dollar AS Januari 2021 lalu.
Santos sendiri diberi izin mengebor tiga sumur produksi dan mengembangkan cadangan gas alam dan cairan tambahan.
Serta izin memperpanjang umur lapangan dan produksi dari fasilitas lepas pantai dan kilang gas alam cair (LNG) Darwin.
Hampir 7 bulan bekerja, nyatanya program inijustrusangatmenguntungkan.
Santos mengatakan pada 28 Agustus 2021, bahwa produksi dari program pengeboran infil Fase 3C mereka telah dimulai.
Dan pengeboran pertama menghasilkan hasil lebih baik daripada yang diharapkan.
Di mana, pengeboran pertama mendapatkan hasil 178 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd) gas dan 11.350 barel minyak per hari (bbl/d).
Secara signifikan hasil meningkatkan produksi minyak menjadi lebih dari 25 ribu bbl/d dari lapangan.
Wah, tidak bisa dibayangkan berapa untungnya Timor Leste bukan?