Mampu Luluh Lantakkan Jakarta Jika Diluncurkan dari Surabaya, Inilah Rudal Jelajah Jarak Jauh Korea Utara yang Langsung Bikin Joe Biden di Ambang Ketakutan

Mentari DP

Penulis

Amerika Serikat (AS), Jepang, dan Korea Selatan panik bukan main setelah Korea Utara uji coba rudal jelajah jarak jauh.

Intisari-Online.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden langsung mengadakan pertemuan darurat setelah Korea Utara uji coba rudal jelajah jarak jauh.

Presiden Biden mengadakan pertemuan dengan pejabat dari Jepang dan Korea Selatan.

Sebab waktu Korea Utara uji coba rudal jelajah jarak jauh sangat mendadak.

Baca Juga: Digadang-gadang Sebagai Orang Terkuat di China SetelahMao Zedong, MendadakXi Jinping TerancamDilengserkan dari Jabatannya, Rupanya Masalah Ini Jadi Pemicunya

Para ahli khawatir uji coba rudal itu akandilengkapi dengan hulu ledak nuklir.

Kantor Berita Pusat Korea (KNCA) resmi Korea Utara menggambarkan rudal itu sebagai "senjata strategis yang sangat penting".

Dilansir dari express.co.uk pada Rabu (15/9/2021), rudal itu mampu terbang sejauh 1.500 km sebelum mengenai target mereka dan jatuh ke perairan teritorial negara itu selama tes pada hari Sabtu dan Minggu.

Sikap mendadak Korea Utara itu membuat tiga negara besar itu panik.

Alhasil, ketiga negara sedang mendiskusikan cara untuk memecahkan kebuntuan dengan Korea Utara mengenai senjata nuklir dan program rudal balistiknya, yang telah mendorong sanksi internasional.

Baca Juga: Benar-benar Tak Tahu Malu, Manfaatkan 14 Juta Warga Afghanistan yang Terancam Kelaparan, Taliban DapatRp17 Triliun Dana Bantuan, Tapi Malah Minta Lebih ke Amerika

Hal itu disampaikan olehSung Kim, utusan khusus AS untuk Korea Utara.

Dalam pertemuan dengan timpalannya dari Jepang Takehiro Funakoshi dan timpalan Korea Selatan Noh Kyu-duk, Sung Kim bersikeras Washington terbuka untuk diplomasi untuk menangani masalah Korea Utara.

Gedung Putih mengatakan AS masih bersedia untuk terlibat dengan Pyongyang.

Meskipun pemerintahan Presiden AS Joe Biden sejauh ini tidak menunjukkan kesediaan untuk melonggarkan sanksi.

Pyongyang sendiri mengatakan tidak mendeteksi tanda-tanda perubahan kebijakan dari Amerika Serikat.

Termasuk soal sanksi yang sedang berlangsung serta latihan militer bersama dengan Korea Selatan, yang diyakini siap untuk serangan.

Sementara AS adalah sekutu dekat militer dan ekonomi Jepang dan Korea Selatan.

Hubungan AS dan tiga negara itu memang sering tegang.

Karena mereka punya banyak masalah.Termasuk sengketa kedaulatan, pendudukan Jepang 1910-45 di semenanjung Korea, dan sejarah masa perang mereka.

Rudal jelajah Korea Utara umumnya kurang diminati daripada rudal balistik karena tidak secara eksplisit dilarang di bawah resolusi Dewan Keamanan PBB.

Baca Juga: Beruntung SekaliBila Anda Sudah DivaksinPfizer, Tak Hanya Ampuh Hadapi Varian Delta, Ternyata Orang dengan Usia Ini Justru Mendapat 95% Kemanjuran dari Vaksin Ini

Namun, para analis telah memperingatkan menyebutnya "strategis" bisa berarti itu adalah sistem berkemampuan nuklir.

Tidak jelas apakah Korea Utara telah menguasai teknologi yang dibutuhkan untuk membangun hulu ledak yang cukup kecil untuk dibawa pada rudal jelajah.

TetapiPemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un mengatakan awal tahun ini bahwa negaranya telah mengembangkan 'bom' yang lebih kecil.

Internasional (IAEA) mengatakan Korea Utara tampaknya telah memulai kembali reaktor nuklirnya di fasilitas Yongbyon, yang secara luas diyakini telah memproduksi plutonium untuk senjata nuklir.

Serangkaian uji coba rudal Korea Utara pada tahun 2017 meningkatkan ketegangan secara dramatis.

Sementara perkiraan persenjataan nuklir negara saat ini berkisar antara 15 dan 60 senjata, mungkin termasuk bom hidrogen.

Baca Juga: Bak Senjata Makan Tuan,Saat Kasus Covid-19 di Tanah Air Turun, Kasus di China Malah Meningkat Lebih dari 2 Kali Lipat, Negara Lain Juga Dihantam Gelombang Ketiga

Artikel Terkait