Namun, Rano Karno ditolak memerankannya oleh sang sutradara hanya gara-gara bertahi lalat.
Sosok ajudan Abdul Haris Nasution, Pierre Tendean, memang tidak memiliki tahi lalat di wajahnya.
Pemilihan pemeran untuk film yang akhirnya meraih penghargaan untuk skenario terbaik pada tahun 1984 ini rupanya begitu ketat.
Untuk pembuatan film ini, lebih dari 10 ribu pemeran tambahan pun dilibatkan.
Baca Juga: Dalam Susunan Organisasi BPUPKI, Siapa Saja yang Jadi Panitia Sembilan?
Karena besarnya jumlah peran pula lah, pencarian pemeran untuk film Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI tergolong sulit.
Begitu sulitnya proses casting, bahkan aktor terkenal sekelas Rano Karno pun ditolak.
Dilansir dari Tribunnews, sang sutradara Arifin C Noer mencoba untuk menempatkan aktor yang mirip dengan tokoh-tokoh sejarah yang digambarkan.
Lalu, siapa yang akhirnya memerankan Pierre Tendean?
Dia adalah aktor Wawan Wanisar, yang berkat perannya sebagai Pierre Tendean, menjadi gerbang bagi karier aktingnya.
Perannya sebagai Pierre Tendean di film G30S/PKI merupakan awal kariernya di bidang akting.
Ia kemudian menjadi pemeran utama dalam film Matahari-Matahari pada tahun 1985.
Hingga usia senja, Wawan Wanisar terus berkarya di dunia hiburan tanah air.
Di antara film yang pernah dibintanginya adalah Naga Bonar (1987), Ayahku (1987) dan Suamiku Sayang (1990).
Selain itu, dia juga membintangi sejumlah sinetron dan FTV, di antaranya adalah Sayekti dan Hanafi (1997), Pesantren & Rock n' Roll (2011), Ustad Fotocopy (2012), Pesantren & Rock n' Roll Season 3 (2013), 3 Semprul Mengejar Surga 2 (2014) dan 3 Semprul Mengejar Surga 3 dan satu FTV berjudul , Aku (BUKAN) Pembawa Sial (2015).
Wawan Wanisar dilahirkan di Jakarta, 13 Desember 1949.
Maka, saat memerankan tokoh Pierre Tendean, ia berusia sekitar 35 tahun.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR