Intisari-Online.com - Dalam waktu dekat, Taliban bentuk pemerintahan baru Afghanistan.
Pemerintahan baruAfghanistan itu akan berbeda ketika Taliban pertama kali berkuasa pada tahun 1990-an.
Taliban mengatakan mereka sekarang siap untuk kerjasama internasional dengan negara manapun termasuk Amerika Serikat (AS).
Juru bicara Taliban Dr Suhail Shaheen mengatakan kepada kantor berita milik negara Rusia, Sputnik, pada hari Selasa bahwa AS "diterima" untuk membantu merekonstruksi negara itu.
"Dalam babak baru, jika Amerika ingin memiliki hubungan dengan kami, yang dapat menjadi kepentingan kedua negara dan rakyat, dan jika mereka ingin berpartisipasi dalam rekonstruksi Afghanistan, mereka dipersilakan."
Namun, Dr Shaheen menggarisbawahi bahwa Taliban tidak akan mau bekerja sama dengan satu negara.
"Tentu saja, kami tidak akan memiliki hubungan dengan Israel," kata Dr. Shaheen dilansir dariexpress.co.uk pada Kamis (9/9/2021).
"Kami ingin memiliki hubungan dengan negara lain, Israel tidak termasuk di antara negara-negara ini."
Taliban adalah sebuah kelompok fundamentalis Islam.
Mereka memiliki sejarah mendukung Al-Qaeda, yang secara rutin membuat ancaman terhadap Israel dan menggunakan retorika anti-Israel dalam propagandanya.
Sebelum Taliban mendeklarasikan diri sebagai pemerintah baru Afghanistan, Perdana Menteri Israel memperingatkan Presiden Joe Biden tentang risiko yang harus dihadapi negaranya jika pasukan Amerika meninggalkan Kabul dan wilayahnya.
“Kami hidup di lingkungan terberat di dunia,” kata Bennett.
“Kami memiliki ISIS di perbatasan selatan kami [di Sinai], Hizbullah di perbatasan utara kami, Jihad Islam, Hamas dan milisi Iran yang mengelilingi kami."
"Dan mereka semua ingin memusnahkan negara Yahudi.”
Di AS, seorang juru bicara Gedung Putih mengatakan kepada wartawan pada hari Rabu bahwa negara itu tidak berada di halaman yang sama dengan kepemimpinan baru Taliban sejauh ini.
"Itu adalah kabinet sementara," kata Jen Psaki.
"Walau begitu siapapun pemerintahan Afghanistan di bawah Taliban tidak akandihormati dan dihargai sebagai anggota komunitas global."
Sebab, jika Amerika ingin memulai perjanjian kerja sama internasional dengan Taliban, maka negara itu harus mulai bekerja dengan anggota kabinet pelaksana yang pernah menjadi tahanan penjara militer AS di Teluk Guantanamo.
Itu sangat tidak mungkin.
Sebab Menteri Dalam Negeri Afghanistan yang baru Sirajuddin Haqqani, masih dicari oleh Amerika Serikat atas tuduhan terorisme.
Bahkan jika ada orang yang menemukannya akan diberi hadiah 10 juta Dollar AS.
Hingga kini, baru China yangdiklaim sebagai mitra pertama China.
"China adalah mitra utama kami," katajuru bicara Taliban Zabihullah Mujahid.