Intisari-Online.com - Setelah Afghanistan jatuh ke tangan Taliban, LembahPanjshir menjadi satu-satunya wilayah yang belum dikuasai.
Oleh karenanya, wilayah itu menjadi tempat perkumpulan orang-orang yang anti-Taliban.
Bahkan mereka bersiap melakukan balas dendam setelahAfghanistan jatuh ke tangan Taliban.
Kelompok anti-Taliban itu berkumpul di bawah pimpinan Wakil Presiden Afghanistan Amrullah Saleh danAhmad Massoud, putra pahlawan Afghanistan Ahmad Shah Massoud.
Akan tetapi muncul desas-desas bahwa satu-satunya wilayah di luar kendali Taliban itu jatuh.
Dilansir dariexpress.co.uk pada Minggu (5/9/2021), desas-desus jatuhnyaLembahPanjshir itu pun dengan cepat menyebar ke ibu kota Kabul.
Bahkan sampai ke telinga pejuang Taliban yang ada di ibu kota.
Para militan melepaskan tembakan ke udara dalam perayaan.
Sayangnya perayaan itu justru mengakibatkan tragedi.
Peluru yang jatuh secara tidak sengaja itu mengakibatkan kematian sedikitnya 17 orang dan melukai 41 orang.
Juru bicara kepala Taliban Zabihullah Mujahid mendesak orang-orang untuk tidak menembak ke udara saat rumor menyebar.
“Hindari menembak ke udara dan terima kasih Tuhan sebagai gantinya,” kataZabihullah Mujahid.
“Senjata dan peluru yang diberikan kepadamu adalah milik umum. Tidak ada yang berhak menyia-nyiakan mereka."
“Pelurunya juga bisa melukai warga sipil, jangan tembak sembarangan.”
Terlepas dari desas-desus jatuhnya LembahPanjshi di antara Taliban, belum ada konfirmasi resmi.
Apalagi penduduk setempat mengatakan kepada AFP bahwa LembahPanjshi tidak jatuh.
Pekan lalu, seorang komandan Taliban mengklaim bahwa Panjshir telah jatuh: “Dengan rahmat Allah SWT, kami mengendalikan seluruh Afghanistan.”
Meskipun belumada bukti untuk memastikan apakah wilayah itu telah jatuh, namun jika benar itu akan menjadi momen bersejarah.
Ini karena Taliban akan memiliki kendali penuh atas Afghanistan.
Sebab, Taliban tidak pernah 100% mengusai Afghanistan meskimengambil alih pada tahun 1996 hingga 2001.
Fahim Dashty, juru bicara pasukan pemberontak yang dijuluki Front Perlawanan Nasional Afghanistan, mengatakan bahwa Lembah Panjshir, wilayah yang tak terkalahkan selama pendudukan Soviet dan pemberontakan Taliban pertama.
“Pertahanan benteng Lembah Panjshir tidak bisa dihancurkan,” tweet Dashty.
Lembah Panjshir, sekitar 150 km dari Kabul, terletak di dekat pegunungan Hindu Kush di Afghanistan dengan lebih dari 100.000 penduduk.
Panjshir telah menjadi jantung perlawanan militer.
Ini karena lembahnya yang sempit dikelilingi oleh pegunungan dengan hanya satu titik masuk pusat dari Kabul.
Sebelumnya, sejak 1980 hingga 1985, lembah itu juga digunakan sebagai pangkalan pasukan perlawanan.
Lembah itu mengalami setidaknya sembilan upaya Soviet untuk merebut kembali daerah itu, tetapi semuanya tidak berhasil.