Intisari-Online.com -China adalah salah satu negara pertama yang menjalin kontak dengan Taliban, setelah kelompok itu menguasai hampir seluruh Afghanistan bulan lalu.
Kedutaan Besar China di Kabul tetap buka.
Taliban menggambarkan China sebagai "mitra paling penting Afghanistan dan berharap China akan berinvestasi dan membantu dalam rekonstruksi negara".
Namun Beijing sejauh ini tidak mengakui pemerintah Taliban, meskipun ada rumor bahwa China siap menggantikan AS di Afghanistan.
Zhang Jiadong, seorang profesor hubungan internasional di Universitas Fudan di Shanghai, mengatakan kurangnya harmoni antara pemerintah yang didirikan oleh Taliban dan dampak negatif pada sikap China terhadap kelompok itu adalah negatif.
“Pemerintah baru tidak memiliki pejabat Afghanistan di pemerintahan lama atau perwakilan dari faksi lain. Jika hanya pemerintah Taliban sendiri, sangat sulit untuk memenuhi permintaan dari China," kata Zhang.
Li Shaoxian, direktur Institut Studi China-Arab di Universitas Ningxia, mengatakan posisi kabinet mencerminkan "struktur kekuatan Taliban yang seimbang", tetapi beberapa anggota masuk dalam daftar sanksi Amerika.
Li mengatakan Taliban masih bisa mengubah posisi di pemerintahan dan menyarankan bahwa "masyarakat internasional harus menunggu sampai pemerintah secara resmi dibentuk" untuk memutuskan apakah akan mengakuinya.
Makin dekatnya China dengan Taliban dibuktikan dengan China yang memberikan suntikan bantuan pada penguasa baru Afghanistan tersebut.
Melansir 24h.com.vn, Kamis (9/9/2021), Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengumumkan pemberian paket dukungan ke Afghanistan selama pertemuannya dengan rekan-rekannya di Pakistan, Iran, Tajikistan, Uzbekistan dan Turkmenistan.
Paket bantuan senilai 31 juta USD (sekitar Rp441,6 miliar) sudah termasuk makanan, kebutuhan dan vaksin Covid-19.
Wang mengatakan China akan bekerja dengan negara-negara di kawasan itu untuk membantu Afghanistan membangun kembali ekonomi dan masyarakatnya, serta membantu memerangi terorisme dan mencegah perdagangan narkoba ilegal.
Ditanya tentang tanggapan China setelah Taliban membentuk pemerintahan baru, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengatakan: "Ini adalah langkah yang perlu."
Wang juga meminta Taliban untuk mendengarkan pandangan domestik dan internasional.
Wang mengatakan China "siap untuk mempertahankan kontak dengan pemerintah baru di Afghanistan", menyerukan Taliban untuk mengakhiri hubungan dengan organisasi teroris, terutama kelompok teroris Gerakan Islam Turkestan Timur, yang berdiri setelah serangan Xinjiang.
Taliban bersikeras bahwa posisi di pemerintahan baru untuk sementara ditunjuk, dengan perubahan jika perlu.
Departemen Luar Negeri AS menyatakan keprihatinan bahwa kabinet yang dibentuk oleh Taliban kosong dari perempuan, termasuk banyak pendukung dalam pemerintahan pertama 20 tahun lalu.
"Amerika Serikat tidak akan terburu-buru untuk mengakui Taliban dan mendasarkan penilaiannya pada tindakannya, bukan kata-katanya," kata Departemen Luar Negeri AS.