Para narapidana memohon untuk dikeluarkan dari sel mereka saat asap memenuhi blok sel.
Namun, sebagian besar laporan mengklaim bahwa para penjaga tidak hanya menolak untuk membuka sel, mereka terus mengunci tahanan itu.
Sementara itu, api merembet ke atap, membahayakan narapidana di tingkat atas penjara juga.
Akhirnya, dua tahanan secara paksa mengambil kunci dari seorang penjaga dan memulai upaya penyelamatan mereka sendiri.
Sekitar 50 narapidana berhasil keluar dari sel sebelum asap tebal menghentikan evakuasi dadakan.
Atap kemudian runtuh di sel-sel atas. Sekitar 160 tahanan terbakar sampai mati.
Meskipun beberapa penjaga berusaha menyelamatkan nyawa mereka, ketidakpedulian yang tampaknya disengaja ditunjukkan oleh penjaga lain menyebabkan dan itu memicu kerusuhan.
Petugas pemadam kebakaran awalnya tidak bisa mendapatkan akses ke api karena tahanan yang marah melempari mereka dengan batu.
Pada saat api berhasil dikendalikan, 320 orang tewas dan 130 lainnya luka parah.
Tragedi itu dikutuk oleh publik dan pers karena seharusnya dapat dicegah sejak awal.
(*)
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR