Saat menghantam pantai Jawa, gelombang pasang tersebut elakukan perjalanan sekitar 15 mil (24km) ke daratan, hingga melenyapkan kota Anyer.
Kemudian muncul aliran piroklastik.
Campuran terfluidisasi dari fragmen batuan panas, gas panas, dan udara yang terperangkap ini bergerak dengan kecepatan tinggi, hingga 100 mil (160 km) per jam, dengan suhu mencapai 600 hingga 700 °C.
Diperkirakan 4.500 orang di jalan, terbakar sampai mati saat arus, yang membentang mungkin 40 mil (64km), menderu di darat dan laut.
Letusan berkurang dengan cepat setelah ledakan besar keempat dan pada pagi hari tanggal 28 Agustus, Krakatau diam.
Tetapi pada saat itu dua pertiga dari pulau itu telah hancur, menghilang di bawah gelombang.
Letusan kecil, sebagian besar lumpur, berlanjut hingga Oktober.
Debu halus dari ledakan melayang di sekitar Bumi, menyebabkan matahari terbenam yang spektakuler selama beberapa bulan tetapi juga membentuk selubung atmosfer yang menurunkan suhu secara global beberapa derajat.
Aktivitas vulkanik yang berlanjut selama bertahun-tahun menyebabkan terciptanya pulau baru di lokasi yang sama.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR