Intisari-online.com - Covid-19 memang berbahaya, tidak salah jika memperingatkan bahaya akan virus ini.
Namun, seorang ilmuwan memberikan informasi berlebihan mengenai virus ini.
Menurut Russian Today (RT) Radio melaporkan pada Selasa (24/8), ahli epidemiologi dituduh menyebarkan ketakutan.
Dia meramalkan akan muncul varian super baru yang disebut dengan Covid-22 tahun depan.
Varian baru ini sangat berbahaya yang diprediksi akan muncul tahun 2022.
Sejalan dengan pendapatnya itu, Dr Sai Reddy, ahli epidemiologi Swiss ini mengatakan, kombinasi varian virus SARS-CoV-2 yang ada bisa menciptakan varian Covid-22.
Menurutnya ini sangat berbahaya dan bisa menyebabkan pandemi berkecamuk lagi.
Reddy juga menjelaskan bahwa kemungkinan orang-orang tidak bisa mengandalkan vaksin Covid-19 untuk melindungi diri dari varian super ini.
"Kemungkinan besar akan muncul varian tipe baru dan vaksinasi tidak lagi berfungsi," kata ahli epidemiologi Swiss itu.
Dia menyatakan jika varian seperti Beta atau Gamma menjadi lebih menular atau Delta, yang dia sebut Covid-21.
Akan tetapi varian ini terus berkembang, manusia dapat memasuki "fase baru" penyakit, pandemi "lebih buruk daripada yang kita alami".
Dr. Reddy juga menyerukan suntikan suntikan tambahan untuk membantu melawan virus, karena ini akan membantu menghasilkan antibodi dan mencegah munculnya varian baru.
Pernyataan ahli epidemiologi itu kemudian diterbitkan oleh Insider Paper dengan judul: "PERINGATAN: Varian super baru bernama 'Covid-22' mungkin lebih mematikan daripada strain Delta."
Mengingat pernyataan Reddy adalah dugaan, banyak ahli dan warga menuduhnya menyebarkan informasi yang menakutkan masyarakat.
sementara pejabat kesehatan berusaha untuk terus mengimbau masyarakat, memvaksinasi dan memperingatkan peningkatan jumlah infeksi baru.
"Rumor telah dimulai lagi," jawab salah satu pengguna Twitter.
"Informasi ini seperti porno ketakutan murni, varian ini bahkan tidak ada kecuali di benak ilmuwan ini," yang lain berbagi.
Namun, informasi tentang "varian super baru" itu benar-benar membuat Covid-22 menjadi topik hangat diskusi di Twitter.
Banyak pihak yang bingung dan tidak nyaman dengan istilah ini, serta informasi yang diberikan Reddy.
Sebaliknya, informasi yang diberikan oleh Dr Redddy justru mendapat kecaman, dan viral di Twitter.
Banyak meme dan cacian muncul dari kabar tersebut, sehingga disimpulkan sebagai informasi yang tidak masuk akal.