Intisari-Online.com - Kelompok perlawanan anti-Taliban tidak menyerah walauAfghanistan jatuh ke tangan Taliban.
Justru kelompok ini semakin berani mengalahkankelompok militan itu setelahAfghanistan jatuh ke tangan Taliban.
Ali Nazary, kepala hubungan luar negeri Front Perlawanan Nasional Afghanistan (NRF), mengatakan kepadaBBCpada Selasa (24/8/2021) bahwa mereka ingin melakukan negosiasi damai.
Sementara itu, Taliban mengatakan mereka telah mengepung benteng Lembah Panjshir dan mengepung kelompok itu.
Tapi para tokoh-tokoh perlawanan itu tidak akan mundur.
Bahkan kiniPasukan elite Afghanistan menegaskan, mereka berjanji akan menumpas habis Taliban di tengah persiapan untuk melawan kembali.
MelansirKompas.com, Jumat (20/8/2021), pernyataan itu muncul setelah pemerintahan yang tersisa menghimpun kekuatan di Lembah Panjshir, sekitar 128 km dari Kabul.
Adalah Wakil Presiden Amirullah Saleh yang menyerukan konsentrasi pasukan di Panjshir, setelah mendeklarasikan dirinya sebagai pemimpin sah.
Selain milisi lokal dan warga yang berniat melawan pemberontak, aliansi gerilya itu diperkuat juga sisa-sisa pasukan khusus Afghanistan.
Milisi Taliban sendiri berhasil merebut dan menguasai ibukota Afghanistan, Kabul, pada Minggu 15 Agustus lalu atau 20 tahun setelah mereka digulingkan Amerika Serikat dan sekutunya dari kekuasaan.
Meski begitu, perjuangan lokal melawan Taliban juga sudah terjadi sebelum-sebelumnya.
Melansir Afghanistan.asia-news.com, Minggu (/7/2021), lebih dari 500 wanitamengangkat senjata melawan Taliban di kota Firoz Koh, ibu kota provinsi Ghor, menyatakan kesiapan mereka untuk pergi ke garis depan dan mendukung pasukan keamanan Afghanistan.
Khadija Sarwari, seorang warga Firoz Koh, mengatakan bahwa dia tidak akan ragu untuk menyerang militan Taliban.
"Saya memutuskan untuk mengangkat senjata bersama dengan saudara perempuan saya untuk berdiri di samping pasukan keamanan kami untuk memerangi Taliban dan membela rakyat dan negara kami," katanya pada waktu itu.
"Kami tidak akan membiarkan Taliban dan kelompok teroris asing lainnya memerintah negara kami dan membunuh orang-orang kami yang tidak bersalah."
Semua wanita siap membela negara mereka bersama pasukan keamanan Afghanistan, kata Zahra Watandost, warga Firoz Koh lainnya.
"Kami tidak akan membiarkan Taliban memasuki kota-kota dan membahayakan warga sipil," katanya, seraya menambahkan bahwa dia akan memerangi Taliban sampai titik darah penghabisan.
“Taliban telah melakukan kejahatan berat terhadap warga sipil tak berdosa – terutama wanita – selama bertahun-tahun."
"Namun, wanita pemberani kami tidak akan lagi diam atau menoleransi kekejaman Taliban.”
Pemberontakan perempuan Ghor melawan Taliban merupakan pemberontakan melawan kebodohan dan kegelapan, kata Masoumeh Anwari, wakil gubernur provinsi.
(*)