Intisari-Online.com – Antibiotik adalah obat yang paling umum digunakan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri.
Obat yang sangat populer ini dibutuhkan ketika sistem kekebalan tubuh Anda tidak bekerja secara efisien untuk menghancurkan bakteri penyebab penyakit.
Hanya saja, karena kurangnya informasi, akhirnya banyak orang menggunakan antibiotik secara tidak benar.
Obat antibakteri ini sering diminum ketika seseorang menderita penyakit karena virus seperti batuk dan pilek.
Padahal penggunaan antibiotik yang berlebihan tidak hanya menyebabkan berbagai jenis efek samping tetapi juga membuat bakteri resisten terhadap obat tersebut.
Nyatanya tidak semua orang tahu bahwa kebanyakan antibiotik itu diproses dari sumber alami.
Nah, berikut ini antibiotik alami yang dapat digunakan sebagai pengganti obat yang dijual bebas.
Bawang putih
Sifat anti-bakteri bawang putih membuatnya menjadi ramuan yang efektif untuk melawan infeksi bakteri.
Penelitian menunjukkan bahwa Allicin, senyawa yang ditemukan dalam bawang putih efektif dalam membunuh beberapa bakteri berbahaya, termasuk Salmonella dan Escherichia coli.
Benar-benar aman untuk mengonsumsi bawang putih, tetapi penggunaan yang berlebihan dapat menyebabkan pendarahan internal.
Jadi, jangan mengonsumsi bawang putih lebih dari dua siung dalam sehari.
Anda bisa merendamnya dalam minyak zaitun dan kemudian memakannya.
Jika Anda sedang menjalani pengobatan pengencer darah, maka konsultasikan dengan dokter Anda sebelum mengonsumsi bawang putih.
Madu
Cairan emas manis adalah salah satu antibiotik tertua yang diketahui.
Madu bahkan digunakan pada zaman Mesir sebagai antibiotik alami dan pelindung kulit.
Madu dapat membantu dalam mengobati luka kronis, luka bakar, bisul, luka baring, dan cangkok kulit.
Sebuah penelitian tahun 2011 mengungkapkan bahwa madu dapat menghambat sekitar 60 jenis bakteri.
Madu juga mengandung hidrogen peroksida, yang memiliki sifat antibakteri.
Jahe
Jahe telah dikenal luas karena sifat anti-bakteri dan anti-inflamasinya.
Bumbu dapur ini mengandung gingerol, terpenoid, shogaol, zerumbone dan zingerone bersama dengan flavonoid yang memiliki beberapa sifat antimikroba yang sangat baik.
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa jahe dapat melawan banyak jenis bakteri.
Kunyit
Kunyit mengandung kurkumin, yang dikenal dengan sifat antioksidan dan anti-inflamasinya yang kuat.
Bumbu kuning yang biasa digunakan dalam masakan kari ini dapat melindungi Anda dari kerusakan akibat radikal bebas.
Bahkan dapat mengurangi pertumbuhan banyak bakteri penyebab penyakit.
Kunyit dapat mengurangi pertumbuhan jamur dan menekan pertumbuhan tumor dalam sel.
Minyak esensial thyme
Minyak esensial thyme digunakan untuk mengobati masalah pernapasan, peradangan, dan masalah lambung.
Selain itu, minyak thyme juga memiliki beberapa sifat antibakteri.
Tapi Anda hanya bisa menggunakan minyak thyme secara eksternal.
Menelannya seperti minyak esensial lainnya tidak dianjurkan.
Sebelum mengoleskannya pada kulit, encerkan dalam minyak pembawa.
Menggunakannya langsung pada kulit dapat menyebabkan peradangan dan iritasi.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari