Diplomatic Protective Services (DPS), yang semula melakukan penjagaan, di bawah kementerian dalam negeri dan polisi, kini semuanya digantikan oleh milisi Taliban.
Para petugas diminta pergi dan dibebastugaskan.
"Yang menjaga di luar pagar itu sudah bukan lagi DPS, sudah personel Taliban. Kelihatan sih bedanya, tampang-tampangnya sudah pejuang Taliban semua," paparnya.
"Dan memang mereka sudah pasti menyandang senjata laras panjang semua. Tapi mereka sangat santun, tidak agresif, bahkan mereka mengamankan proses evakuasi dan relokasi staf organisasi internasional," tuturnya.
"Jadi mereka mengamankan akses jalan, sementara personel bersenjata NATO menjaga di gerbang di bandara," sambung dia lagi.
Sejak 10 Agustus 2021, gelagat kisruh merapatnya warga ke Bandara Kabul sudah ia saksikan.
Dia menuturkan, awalnya penduduk berbondong ke kantor pelayanan publik di Afghanistan untuk mendapatkan visa sejak Juli 2021.
Tapi masing-masing kedutaan memiliki keterbatasan untuk memproses seluruh permohonan.
"Itulah mengapa mereka yang putus asa akhirnya merapat ke bandara. Gimana caranya kalau perlu nyangkut ke badan pesawat juga dikerjain," kata WNI ini menceritakan kondisi di bandar udara Kabul. (Ardi Priyatno Utomo)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR