Bahkan, akibat dari posisinya tersebutlah dirinya kemudian bisa menjabat sebagai Anggota DPRD Timor-Timur dari Fraksi Golkar untuk periode 1999-2004.
Namun, meski kemudina memiliki jabatan mentereng, siapa sangka bahwa masa muda Eurico justru diwarnai dengan keterlibatannya dalam kegiatan gangster.
Termasuk di dalamnya adalah aksi-aksinya yang bertujuan untuk melepaskan Timor Leste dari Indonesia.
Salah satu aksi yang dimaksud, yang menyeretnya kehadapan militer Indonesia, adalah saat dirinya berencana membunuh Presiden Indonesia saat itu, Soeharto.
Menariknya, peristiwa yang terjadi pada 1988 tersebutlah yang disebut-sebut menjadi titik awal Eurico untuk mengubah pandangannya dari pro kemerdekaan menjadi pro integrasi dengan Indonesia.
Meski tentu saja, dirinya sempat 'galau' untuk berada di pihak mana seperti terlihat saat dirinya yang sudah menjadi informan Kopassus justru menjadi agen ganda dengan masih membantu gerakan pro kemerdekaan.
Tapi, karier Eurico bisa disebut selamat saat itu berkat insting salah seorang petinggi militer Indonesia saat itu.
Adalah Prabowo Subianto yang melalui instingnya, merasa bahwa sikap dan kemampuan Eurico justru akan sangat berguna bagi Indonesia.
KOMENTAR