Intisari-Online.com - Di tengah perayaan Kemerdekaan Indonesia yang ke-76, kabar gembira datang dari wilayah terdepan, tertinggal, dan terluar (3T) Indonesia.
Baru-baru ini, PLN menghadirkan listrik ke 16 desa di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan juga dua dusun di perbatasan Indonesia-Timor Leste.
Menghadirkan listrik di wilayah tersebut bukan hal mudah mengingat medan ekstrem yang harus dilalui.
Melansir Tribunnews.com (17/8/2021), General Manager PLN Unit Induk Wilayah NTT Agustinus Jatmiko, mengungkapkan, hadirnya listrik di wilayah terssebut merupakan kado manis dari PLN menyambut HUT RI ke-76.
“Merupakan kado manis dari PLN menyambut HUT RI ke -6, PLN khususnya di NTT dapat melistriki hingga ke daerah-daerah terpencil," kata Jatmiko dalam keterangannya, Selasa (17/8/2021).
Ia juga mengatakan bahwa saat ini rasio desa berlistrik di NTT mencapai 96,6 persen, dan rasio elektrifikasi sebesar 88,82 persen.
Menurutnya, beberapa tantangan menghadirkan listri di wilayah 3T, yaitu seperti geografis dan infrastruktur jalan yang sangat ekstrem.
Dengan hadirnya listrik di wilayah tersebut, ia berharap dapat menambah kesejahteraan bagi masyarakat.
"Semoga dengan terangnya desa dan dusun di NTT, menambah kesejahteraan bagi masyarakat," ujar Jatmiko.
Adapun 16 desa yang tersebar di beberapa kabupaten di NTT yaitu Desa Fatusuki Kabupaten Kupang, Desa Marada Mundi Kabupaten Sumba Timur, Desa Daha Elu dan Desa Cendana Kabupaten Sumba Tengah, Desa Golo Wedong Kabupaten Manggarai Barat.
Kemudian, Desa Urung Dora, Desa Poco Rii, Desa Lidi, Desa Golo Nderu, Desa Golo Meleng, Desa Compang Wunis, Desa Paan Leleng, Desa Rana Kulan Kabupaten Manggarai Barat, Desa Benteng Suru, Desa Golo Woi dan Desa Patisirawalang Kabupaten Flores Timur.
Sementara dua dusun yang berbatasan dengan Timor Leste yaitu Dusun Webua dan Dusun Manekik.
Untuk menghadirkan listrik ke 16 desa di NTT dan 2 dusun di perbatasan Indonesia-Timor Leste, PT PLN (Persero) mengucurkan total biaya investasi mencapai Rp 20,6 miliar.
Masing-masing, untuk melistriki di 16 desa NTT, PLN membangun JTM sepanjang 66,96 kms, JTR sepanjang 71,55 kms, dan 20 gardu dengan kapasitas 1.000 kVA, yang nilai investasinya mencapai Rp 18,6 miliar.
Dan di 2 dusun perbatasan Indonesia-Timor Leste, PLN membangun jaringan tegangan menengah (JTM) sepanjang 4,57 kms, jaringan tegangan rendah (JTR) sepanjang 2,99 kms, dan 2 gardu dengan kapasitas masing-masing 50 kVA yang nilai investasinya Rp 2 miliar.
Pembangunan gencar dilakukan di wilayah perbatasan, termasuk perbatasan Indonesia-Timor Leste.
Baca Juga: Gampang Banget Ternyata Hanya dengan Tiga Cara Ini Bisa Menurunkan Berat Badan, Yuk Simak
Dulu, kondisi perbatasan Indonesia-Timor Leste sampai membuat malu warga yang tinggal di wilayah tersebut.
Seperti diungkapkan Seorang warga perbatasan Indonesia Timor Leste bernama Febianus kepada Kompas.com (14/9/2019), terkait bantuan rumah permanen tipe 36 dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2016.
"Kalau dulu, cari uang susah dan rumah kami hanya beratap daun dan berdinding. Kondisi rumah kami lebih buruk dari rumah milik warga Timor Leste yang ada di perbatasan.
"Tapi sekarang rumah kami jauh lebih bagus dan kehidupan ekonomi kami juga baik," ungkap Febianus.
Timor Leste merupakan salah satu negara yang berbatasan langsung di darat dengan Indonesia.
Perbatasan Indonesia-Timor Leste ada di Kabupaten Belu dan Kabupaten Malaka, ini merupakan wilayah Indonesia yang berbatasan dengan daratan utama Timor Leste.
Sementara wilayah Indonesia yang berbatasan dengan daerah kantong Timor Leste, Oecussi-Ambeno, adalah Kabupaten Timor Tengah Utara dan Kabupaten Kupang.
Ada sejumlah Pos Lintas Batas Negara atau PLBN, tempat pemeriksaan dan pelayanan keluar masuk orang dan barang dari dan keluar wilayah Negara Indonesia di perbatasan Indonesia-Timor Leste, di antaranya PLBN Motaain, PLBN Motamasin, dan PLBN Wini.
(*)