Intisari-online.com -Mantan Presiden Indonesia ke-19 dan ke-12, Jusuf Kalla, ternyata mengenal Taliban lebih dari orang Indonesia pada umumnya.
Ia juga menyatakan Taliban tidak akan mengusik kantor kedutaan negara asing termasuk Indonesia.
Jusuf Kalla rupanya sudah pernah bertemu dengan Taliban.
Ia bertemu dengan Kepala Kantor Politik Taliban Mullah Abdul Gani Baradar.
Keduanya menggelar pertemuan di Doha, Qatar, awal Januari 2021.
"Mereka (Taliban) juga sudah menyampaikan tidak akan mengusik kantor-kantor kedutaan besar negara asing di Afghanistan, apalagi Kedubes RI," ujar Kalla dalam keterangan tertulis, Senin (16/8/2021).
Kendati Kabul sudah jatuh ke Taliban, Jusuf Kalla yakin tidak akan ada lagi pertumpahan darah dan perang saudara.
"Mereka akan berupaya menyelesaikan secara damai konflik di Afghanistan yang sudah berjalan hampir 30 tahun," katanya.
Ia menyebutkan dunia menantikan masa depan Afghanistan setelah Taliban berkuasa, dan berharap Afghanistan tetap terbuka membangun kerja sama dengan negara asing.
"Saya harapkan Afghanistan terbuka dengan kerja sama dengan negara-negara lain yang tidak punya kepentingan politik, tetapi kerja sama perekonomian," terang dia.
Jusuf Kalla menyatakan Indonesia punya peran penting di Afghanistan dalam menjajaki perdamaian.
"Sehingga, Pemerintah Indonesia juga harus mendukung upaya damai sekarang saat Taliban memimpin Afghanistan, pasca-penarikan tentara asing akhir bulan Agustus ini," imbuh dia.
Taliban sendiri mengatakan perang telah usai setelah mereka berhasil masuk ke ibu kota Afghanistan, Kabul.
Seperti dikabarkan oleh Al Jazeera Mubasher TV yang meawancarai juru bicara politik Taliban, Mohammad Naeem.
Keadaan Afghanistan diperparah dengan larinya Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani.
Ia pergi dengan alasan ingin menghindari pertumpahan darah.
Hal itu menyebabkan ia dikecam sebagai pengecut.
Tidak dipungkiri, Taliban bisa dengan mudah menguasai Kabul adalah karena pasukan Amerika Serikat (AS) yang ditarik pulang.
Jatuh tempo penarikan seluruh pasukan AS dari Afghanistan adalah 11 September 2021.
Kemudian penarikan dilakukan bertahap sejak Mei lalu.
Kemudian dengan cepat 50 dari 370 distrik di Afghanistan jatuh ke tangan Taliban.
Juni lalu lebih dari 50% tentara AS yang ada di Afghanistan sudah dipulangkan.
Kemudian militer AS tidak merincikan lagi soal penarikan pasukannya.
Kini mereka juga dituding penyebab kondisi yang terjadi di Afghanistan.