Intisari-online.com -Runtuhnya Afghanistan kepada Taliban menjadikan Amerika Serikat (AS) dan Inggris bulan-bulanan dan dipermalukan lebih jauh.
Taliban membuat banyak orang tercengang karena mampu mengambil sebagian besar negara hanya dalam waktu yang sangat cepat.
Padahal, pasukan Afghanistan sudah jor-joran menghabiskan triliunan dolar untuk memperkuat diri dan stabilitas di Afghanistan.
Melansir Express, pakar berpendapat bahwa Taliban telah mampu mendapatkan banyak senjata dari AS dan Inggris.
Mereka mendapatkannya dari pangkalan militer Afghanistan yang digunakan untuk kampanye mereka.
Ia menambahkan bahwa beberapa juga yakin Pakistan membantu Taliban bergerak menguasai Kabul.
Taliban telah berhasil menguasai Kabul, ibukota Afghanistan, saat evakuasi delegasi internasional, duta besar dan warga asing mulai dirampungkan.
Laporan BBC menunjukkan kelompok itu tidak ingin mengambil Kabul dengan paksaan dan mengatakan mereka tidak ingin melihat nyawa orang tidak bersalah melayang.
Sebelum Kabul, 20 ibukota provinsi di Afghanistan telah jatuh hanya dalam waktu 2 minggu saja.
Lantas, mengapa upaya AS dan Inggris sia-sia saja walaupun sudah mengupayakan keamanan Afghanistan selama 20 tahun?
Deborah Haynes, editor kolom Foreign Affairs dari Sky News mengatakan, "Jumlah sebenarnya pasukan Taliban selalu tidak jelas ketika Anda berbicara dengan pejabat Inggris dan As.
"Mereka seakan-akan menaruh pasukan Taliban di angka 75 ribu saja, tanpa ada gambaran yang jelas dan mereka membandingkan dengan angka pasukan Afghanistan yang dikabarkan mencapai 300 ribu yang didapatkan beberapa minggu yang lalu.
"Jelas bukan itu masalahnya, dan jika pasukan Taliban sudah pecah, mereka memilih untuk tidak melawan atau tidak muncul.
"Tapi dalam hal ini Taliban sudah tak mendengarakan orang lain, banyak penjelasan mengatakan mereka didukung oleh Pakistan.
"Memang tidak ada rahasia di sana bahwa hubungan Taliban dan Pakistan dekat sekarang maupun secara historis dari kedua belah pihak.
"Banyak dari pasukan Taliban itu mengambil alih pangkalan militer Afghanistan dan mengambil senjata yang telah diberikan AS, Inggris dan NATO kepada pasukan keamanan Afghanistan.
"Mereka kemudian menggunakannya untuk membantu serangan mereka, sungguh sayang.
"Namun itulah dasarnya mengapa mereka berhasil mendapat peralatan militer sangat banyak.
"Serta mereka dulunya adalah pasukan yang memimpin negara ini lebih dari 20 tahun yang lalu, sehingga mereka memiliki pengalaman memerintah, memimpin pasukan militer dan juga ada sejarah panjang peperangan sehingga tidak mengejutkan.
"Yang mengejutkan adalah jelas-jelas kecepatan dan strategi yang sudah dipakai memiliki dampak besar, cara mereka menggapai tidak hanya wilayah selatan tapi juga utara dan seluruh wilayah Utara, tidak ada pakar yang mengharapkan hal tersebut terjadi.
"BBC memperkirakan sekitar USD 822 juta telah dihabiskan oleh AS untuk kampanye Afghanistan."
Ragip Soylu, jurnalis Middle East Eye, menulis: "Pasukan Taliban dan Afghanistan berperang di luar Kabul, tapi belum masuk ke kota menurut beberapa laporan."
Laporan ini didapat sebelum Taliban memasuki kota Kabul.
"Zona hijau ditutup dan presiden Afghanistan mengatakan keamanan kota disediakan oleh mitra internasional atau AS."
AS telah mengirim lebih dari 5000 pasukan untuk membantu dengan evakuasi mengikuti konflik Taliban yang terus meningkat.
Administrasi Trump mendiskusikan dengan Taliban tahun 2020 jika semua pasukan AS akan ditarik dari Afghanistan selama mereka tidak membentuk kelompok teroris seperti Al-Qaeda.
Presiden Joe Biden mendorong tanggalnya dari Mei menuju 11 September tapi pasukan Taliban telah mengeksploitasi situasi untuk memperluas kekuasaan mereka dan mengambil alih negara tersebut.