Penulis
Intisari-Online.com-Jatuhnya ibu kota Afghanistan, Kabul ke tangan Taliban pada Minggu (15/8/2021) menimbulkan kepanikan dan kekacauan di jalanan ibu kota.
Orang-orang Afghanistan yang takut bahwa Taliban dapat menerapkan kembali jenis aturan brutal bergegas meninggalkan negara itu.
Mereka mengantre di mesin ATM untuk menarik tabungan hidup mereka.
Orang-orang yang sangat miskin – yang dulunya meninggalkan rumah di pedesaan demi keamanan ibu kota – tetap tinggal di taman dan ruang terbuka di seluruh kota.
Namun, ketika suasana negara itu kacau, Presiden Ashraf Ghani justru terbang ke luar negeri setelah Taliban mendekat pada hari Minggu.
Selain orang-orang Afghanistan sendiri, seorang marinir Inggris yang pernah bertugas di Afghanistan pun menceritakan bagaimana teman-teman mereka menjadi korban kebrutalan Taliban.
Seorang mantan Komando Marinir Kerajaan (Royal Marine) telah membagikan gambar memilukan di media sosial tentang orang-orang Afghanistan yang bersamanya awal tahun ini.
Ia mengatakan "semuanya dieksekusi di luar rumah mereka di Kandahar pada hari Kamis".
Melansir Express.co.uk, Minggu (15/8/2021), James Glancy memposting gambar itu ke akun Twitter-nya, yang memiliki lebih dari 10.000 pengikut.
Gambar itu menunjukkan Glancy yang tersenyum dan seorang rekannya memegang peralatan fotografi dan video, bersama dengan empat orang lainnya dari Afghanistan yang mengenakan pakaian militer, duduk di tangga di luar sebuah gedung.
Namun dalam update-nya, dia men-tweet di samping gambar: "Orang-orang Afghanistan yang bersama kami pada bulan Februari, semuanya dieksekusi di luar rumah mereka di Kandahar pada hari Kamis."
Mantan Komando Marinir Kerajaan juga membalas tweet, yang kini telah dihapus.
Dia berkata: "Saya tidak berada di Kandahar minggu lalu.
"ANDSF (Pasukan Keamanan Nasional Afghanistan) menyerah, lalu Taliban mengamuk, dari pintu ke pintu, mengeksekusi orang-orang yang terkait dengan Pemerintah."
Mengomentari tweetnya sendiri, Glancy juga me-retweet video grafis dari penyiar Afghanistan RTA World yang menunjukkan beberapa mayat di jalan-jalan di provinsi Kandahar.
Mantan Royal Marine itu menulis: "Hal yang sama terjadi di Spin Baldak."
Tom Tugendhat, ketua komite pemilihan urusan luar negeri kemudian berkata: "Orang-orang ini bertempur bersama kami. Mereka berdiri ketika yang lain meringkuk.
"Mereka tidak menyerah pada kami."