'Jika Taliban Temukan Saya, Mereka Akan Bunuh Saya dan Keluarga Saya', Beginilah Nasib Warga Afghanistan yang Membantu Tentara AS, Kalap dapat Baju Bagus Nyawa Pun Jadi Taruhan

Maymunah Nasution

Penulis

Haji (muka blur) berfoto bersama pasukan AS di Afghanistan. Diiming-imingi hidup enak, banyak warga Afghanistan jadi penerjemah bagi tentara AS tapi ternyata diburu Taliban
Haji (muka blur) berfoto bersama pasukan AS di Afghanistan. Diiming-imingi hidup enak, banyak warga Afghanistan jadi penerjemah bagi tentara AS tapi ternyata diburu Taliban

Intisari-online.com -Hidup di salah satu negara paling berbahaya di dunia, nasib Haji dan keluarganya jauh dari rasa aman.

Sudah bertahun-tahun sejak Haji dan istrinya bisa tidur nyenyak.

"Setiap malam, istri saya terbangun," ujar Haji. "Ia ketakutan. Jika mendengar seseorang datang, ia memanggil saya. 'Haji, seseorang datang!'"

Istrinya mengatakan hal pertama yang ia lakukan adalah menyembunyikan anak mereka.

Baca Juga: Seberapa Kuatkah Taliban? Tak Banyak yang Tahu Ternyata Mereka Punya Pasukan Khusus Mematikan, Inilah Unit Darah, Berhasil Sukseskan Operasi Taliban di Afghanistan

"Kemudian aku bangun dan pergi ke pintu untuk melihat apa yang terjadi. Jika ada Taliban, aku mengatakan tidak ada orang di rumah," ujar wanita itu.

Bahasa Inggris Haji telah jadi tentatif sejak ia bertemu dengan media CNN 10 tahun yang lalu selama masuknya Pasukan Marinir AS ke Afghanistan.

Namun kini ia hanya meminta tolong untuk dipulangkan, dengan pesan yang sangat jelas.

"Jika Taliban menemukan saya, mereka akan membunuh saya dan keluarga saya karena saya dulunya penerjemah bersama Marinir AS."

Baca Juga: Uni Soviet Ketar-ketir, Amerika Serikat Kelabakan, Inilah yang Bikin Afghanistan Sangat Sulit Ditaklukkan, Sampai Dijuluki 'Kuburan Kerajaan'

Bahaya yang dihadapi Haji dan keluarganya tumbuh setiap hari dengan Taliban mengklaim lebih banyak wilayah sepanjang negara tersebut.

Ia sudah berusaha melarikan diri ke AS melalui program visa untuk penerjemah, tapi terus-terusan gagal.

Padahal ia sudah berulang kali dibantu dari setengah lusin pasukan Marinir AS.

Haji adalah seorang "penerjemah perang".

Baca Juga: Pantesan Kewalahan, Cuma Lawan Taliban tapi Sempoyongan, Ternyata Selain Begitu Lemahnya Militer Afghanistan, Hal Inilah yang Membuatnya Dipecundangi Taliban

Ia ditugaskan di provinsi Helmand, pusat ketegangan.

Ia hidup berpatroli dengan Tentara AS, menerjemahkan saat mereka mencari kendaraan, berbicara kepada warga lokal dan mewawancarai orang yang dicurigai anggota Taliban.

Hal tersebut malah membuatnya hidup mempertaruhkan nyawa.

Ia dan keluarganya telah bersembunyi selama 5 tahun, takut tertangkap.

Baca Juga: Sok Tega Tinggalkan Afghanistan dalam Kondisi Sekarat, Amerika Malah Kebakaran Jenggot Sampai Kirim Kembali 3.000 Tentaranya Untuk Melawan Taliban Karena Alasan Ini

Ketakutannya ditambah dengan berita semua provinsi sudah jatuh ke tangan Taliban.

Taliban dikenal tanpa ragu membunuh warga Afghanistan yang membantu AS.

Ribuan penerjemah telah menjadi target dari kelompok militan ini.

Melarikan diri dari Taliban

Baca Juga: Jika Taliban Berkuasa China Justru Bisa Diuntungkan dengan Hal Ini, Sementara Afghanistan Akan Hidup dalam Bayang-bayang Ketakutan

Dilansir dari CNN yang berhasil mewawancarai Haji di lokasi rahasia di luar Kabul, ia sedang dalam proses memasukkan pendaftaran ketiga untuk visa ke AS.

Sementara beberapa koleganya dari Marinir kembali dari penugasan mereka untuk medali, Haji tetap di Afghanistan, berharap jasanya akan bisa membuatnya pindah ke AS.

"Jika saya tidak mendapat visa, saya tahu saya pasti akan mati."

Ia telah menggantungkan harapan ke program Special Immigrant Visa (SIV) yang dirancang untuk menghadiahi penerjemah Afghanistan.

Baca Juga: Pantas Warga Kota di Afghanistan Ini Sampai Merasa Dijual, Faktanya Trump Memang Memberi Taliban 'Jalan Tol' untuk Kembali Berkuasa Lewat Kesepakatan Konyol

Namun dengan 2 pendaftaran dan 6 tahun kemudian, Haji masih belum diterima oleh AS.

Rupanya program SIV tidak hanya diikuti 1-2 orang tapi lebih dari 10 ribu warga Afghanistan macet dalam proses pendaftarannya dan sekalipun berhasil harus menunggu 4 tahun untuk lolos.

Haji sudah ditolak 2 kali, dan ia tidak paham mengapa.

Penolakan pertama mengutip "informasi menghina" terkait kasusnya, sedangkan penolakan kedua karena "kurangnya jasa yang ikhlas dan berharga".

Baca Juga: Al Qaeda Diprediksi Kembali Bangkit, Diam-diam Susun Kekuatan Mengerikan untuk Serang Target yang Pernah Hancurkan Kekuatannya Ini

Namun surat rekomendasi terus bergulir dari berbagai tentara Marinir dan Angkatan Darat AS, yang menjunjung etika kerja dan perannya melawan operasi musuh.

Salah satu kemungkinan ia ditolak adalah karena surat kerja dari kontraktor swasta yang memasok militer dengan penerjemah, mengatakan "pengabaian pekerjaan" yang artinya Haji dipecat dari pekerjaan tersebut.

Haji sendiri mengklaim pemecatannya tidak adil, bahwa kontraktor menghentikan pekerjaannya setelah pos pemeriksaan Taliban membuatnya tidak dapat kembali bekerja untuk sementara waktu.

Hidupnya berpindah-pindah agar terus bisa lari dari Taliban, sementara anak-anaknya sama sekali tidak bisa bersekolah.

Baca Juga: Al-Qaeda Diprediksi 'Menggeliat' Bangkit dan Bisa Meruntuhkan Pemerintahan Afghanistan dalam 90 Hari, Menteri Pertahanan Ini Sebut 'Ulah' Donald Trump

Haji dan istrinya tidak sadar bahayanya menjadi penerjemah bagi pasukan AS saat mendaftar pekerjaan mengerikan itu.

"Saya sangat senang ia bekerja dengan Amerika. Hidup saya menyenangkan, baju bagus, makanan enak dan minuman menyegarkan," ujar istrinya.

Pentingnya lagi, Haji tidak menyangka Taliban akan berkuasa kembali.

"Saat kami bekerja dengan mereka, kami tidak berpikir penarikan AS dari Afghanistan akan membahayakan kami."

Baca Juga: Ditinggal Pasukan Amerika, Mendadak Militer Inggris Malah Kirim Ratusan Tentara Bersenjata Lengkap ke Afghanistan, Mau Perang dengan Taliban?

Artikel Terkait