Pantesan Kewalahan, Cuma Lawan Taliban tapi Sempoyongan, Ternyata Selain Begitu Lemahnya Militer Afghanistan, Hal Inilah yang Membuatnya Dipecundangi Taliban

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Ekspansi Taliban yang cepat memperjelas bahwa upaya AS untuk mengubah tentara Afghanistan menjadi kekuatan tempur yang kuat telah gagal.

Intisari-Online.com - Ekspansi Taliban yang cepat memperjelas bahwa upaya AS untuk mengubah tentara Afghanistan menjadi kekuatan tempur yang kuat dan independen telah gagal.

Negara Barat sudah menggelontorkan sejumlah besar uang ke pasukan Afghanistan selama 15 tahun terakhir.

Amerika Serikat saja rela keluarkan $88 miliar atau sekitar Rp1.264 triliun, dengan harapan membuat pemerintah Afghanistan mandiri melawan Taliban.

Namun, setelah Presiden AS Joe Biden memutuskan untuk menarik pulang pasukan AS yang tersisa, 300.000 tentara Afghanistan dengan cepat jatuh 'sempoyongan.'

Baca Juga: Al-Qaeda Diprediksi 'Menggeliat' Bangkit dan Bisa Meruntuhkan Pemerintahan Afghanistan dalam 90 Hari, Menteri Pertahanan Ini Sebut 'Ulah' Donald Trump

Alih-alih melawan Taliban, mereka dipukul mundur dan kadang-kadang harus mundur lebih awal meskipun tidak ada pertempuran.

Melansir 24h.com.vn, Sabtu (14/8/2021), selama tiga bulan terakhir, Taliban sendiri dikejutkan oleh keruntuhan yang cepat di banyak daerah.

Termasuk dua ibu kota provinsi paling penting di negara itu: Kandahar dan Herat.

Kekalahan militer yang mengejutkan, yang dianggap sebagai landasan dukungan Barat untuk negara itu, telah mengejutkan baik warga Afghanistan maupun pendukungnya.

Baca Juga: Ditinggal Pasukan Amerika, Mendadak Militer Inggris Malah Kirim Ratusan Tentara Bersenjata Lengkap ke Afghanistan, Mau Perang dengan Taliban?

The Telegraph pada 13 Agustus mengutip Kolonel Edris Ataaie yang mengatakan bahwa Barat dan para pemimpinnya harus bertanggung jawab.

“Saya tidak melihat strategi apa pun."

"Selama bertahun-tahun, pasukan kami telah disalahgunakan."

"Orang-orang yang ditunjuk sebagai pemimpin tidak cocok dan mereka memperlakukan para jenderal dan pasukan."

Baca Juga: Kelimpungan Sampai Seluruh Afghanistan Nyaris Dikuasai Taliban, Amerika Justru Tak Menyesal Menarik Pasukannya, Padahal Dulu Mati-matian Hancurkan Taliban, Apa Alasannya?

"Kualitas kami sangat buruk."

"Akibatnya, kami berada dalam situasi yang buruk sekarang, kacau," kata Ataaie.

Terlepas dari tingkat ancaman Taliban, pasukan Afghanistan biasanya memang tidak bersatu dan berperang melawan mereka.

Korupsi yang merajalela dan kepemimpinan yang buruk menghabiskan banyak uang.

Baca Juga: Amerika Mati-Matian Kirim Pesawat Tempur Untuk Bombardir Taliban, Tetapi China Malah Pepet dan Dekati Taliban, Terkuak Ternyata Ini yang Diinginkan Presiden China Xi Jinping

Tentara mengeluh karena tidak dibayar atau tidak menerima makanan dan amunisi.

Mereka sering ditinggalkan oleh komandan untuk melindungi pos pemeriksaan dan pangkalan yang terbuka.

Prajurit di garis depan diberi sedikit cuti sementara yang terluka diperlakukan dengan buruk.

Contoh paling brutal dari hal ini adalah tentara yang terluka di sebuah rumah sakit militer bergengsi yang akan kelaparan jika mereka tidak menyuap perawat.

Banyak yang mengkritik pemerintah Ashraf Ghani karena diskriminatif secara etnis dan meragukan legitimasi politik.

Maka tidak heran jika militer merasa enggan untuk memperjuangkan para pemimpin tersebut.

Ataaie juga marah atas keputusan Barat untuk membuat kesepakatan dengan Taliban.

Baca Juga: Padahal Peralatan Tempurnya Kalah Jauh dari Militer Afghanistan, Apa yang Membuat Taliban Begitu Kuat hingga Disebut Bakal Kuasai Ibu Kota Afghanistan Dalam 90 Hari?

Kesepakatan ini menurutnya, telah memberikan legitimasi dan kepercayaan kepada para teroris yang berusaha dia perangi seumur hidup.

“Kami berdiri bahu-membahu dengan orang asing untuk menjalankan misi kami."

"Menurut kesepakatan kami, Taliban adalah teroris."

"Namun, mereka pergi dan membuat kesepakatan dengan teroris itu sendiri tanpa sepengetahuan kami," kata Ataaie.

"Mereka membuat kesalahan dengan mencoba membangun pasukan Afghanistan," kata Charlie Herbert, mantan mayor jenderal Inggris.

Baca Juga: Detik-detik Pasukan Amerika TinggalkanAfghanistan Selamanya, Media Inggris Wawancarai Anggota Taliban yang Serang Warga dengan Brutal, TerkuakKondisi Asli di Afghanistan

Menurut Herbert, kegagalan membangun tentara Afghanistan datang pada saat Barat juga mengalami kesulitan memperkuat tentara Irak, Libya dan Suriah.

Ketika tentara runtuh, Ghani dengan putus asa memohon kepada para panglima perang dan komandan anti-Taliban tahun 1990-an dan milisi mereka.

Namun, mereka sepertinya tidak bisa membantunya.

(*)

Artikel Terkait