Meskipun ada peringatan dari para intelijennya yang mempertanyakan apakah dia dan pasukannya sanggup berperang tanpa adanya dukungan AS.
Sumber itu mengklaim keputusan Presiden Ghani untuk meninggalkan Afghanistan kemungkinan mencegah pertempuran di jalan-jalan ibu kota.
Dalam pelariannya, Presiden berusia 72 tahun itu membawa empat mobil dan sebuah helikopter yang penuh dengan kantong-kantong uang tunai.
Hal itu disampaikan oleh Nikita Ishchenko, juru bicara kedutaan Rusia di Kabul dan dia membenarkan komentarnya kepada Reuters.
"Empat mobil penuh dengan uang, mereka mencoba memasukkan bagian lain dari uang itu ke dalam helikopter, tetapi tidak semuanya muat."
"Sebagian dari uang itu dibiarkan tergeletak di aspal."
Tetapi terpaksa meninggalkan sebagian uang itu karena tidak semuanya muat dalam penerbangan.
Laporan sebelumnya mengatakan Presiden Ghani telah melarikan diri ke Uzbekistan, mengutip sumber Kedutaan Besar Rusia.
Ada juga klaim yang mengatakan dia telah terbang ke Tajikistan, tetapi dialihkan ke Oman ketika pejabat di Dushanbe menolaknya izin untuk mendarat.
Ke mana perginya Presiden Ghani sempat menjadi pembicaraan hangat. Apalagi dia tidak muncul selama 3 hari pasca negaranya dikuasai Taliban.
Lalu pada Rabu (18/8/2021), Uni Emirat Arab (UEA) mengatakan bahwa mereka menjamu Presiden Afghanistan Ashraf Ghani di Dubai 'atas dasar kemanusiaan'.
UEA mengatakan dalam sebuah pernyataan: "Kementerian Luar Negeri dan Kerjasama Internasional UEA dapat mengkonfirmasi bahwa UEA telah menyambut Presiden Ashraf Ghani dan keluarganya ke negara itu dengan alasan kemanusiaan".
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR