"Anda harus 'cungkil' semuanya dari dia? Jika kamu sangat menyukai perempuan, mengapa kamu menyakiti mereka?" ungkap Sherif Carroll di persidangan Joe.
Hakim di pengadilan lantas menyatakan Joe bersalah dan mengetok palu vonis hukuman mati kepada terdakwa.
Saat itulah Joe malah kegirangan bukan main, tak tahu jika dirinya bakal mati dan seakan malah hendak diberi permen.
Lantas pada 6 Januari 1939, Joe Arridy dibawa ke sebuah ruangan dan diikat ke sebuah kursi, ia hendak dieksekusi mati dengan racun gas syaraf.
Sebelum eksekusi dilakukan, Joe sempat memberikan kereta mainan kesayangannya kepada napi lain.
Melihat hal itu, Warden Best yang membacakan nota hukuman mati Joe menangis, ia tak bisa membayangkan orang yang seharusnya tak bersalah malah dihukum mati.
"Percayalah pada saya ketika saya mengatakan bahwa jika dia dibunuh dengan gas, akan membutuhkan waktu lama bagi negara bagian Colorado untuk hidup dalam aib," kata Warden.
Saat eksekusi dilakukan pun, terlihat wajah Joe yang menyeringai senang, tak tahu jika ajal telah menjemputnya.
Baru pada tahun 2011 silam, selang 7 dekade setelah hukuman mati, Gubernur Colorado Bill Ritter memberi Joe Arridy pengampunan anumerta.
Tersangka Sebenarnya
Sementara itu, kemungkinan tersangka baru ditemukan dengan nama Frank Aguilar.
Pria itu memegang kapak yang sepertinya cocok dengan pukulan maut yang dilakukan pada para korban.
Pada titik ini, jelas bahwa Aguilar adalah penjahat yang sebenarnya.
(*)
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR