Intisari-Online.com -Di Asia, vaksin China telah memainkan peran penting dalam vaksinasi Covid-19, dengan jutaan orang telah menerima suntikan Sinovac atau Sinopharm.
Namun, sejak varian Delta merebak, kekhawatiran telah berkembang tentang kemanjuran vaksin China.
Melansir BBC (19/7/2021), beberapa waktu lalu, Thailand mengumumkan akan mengubah kebijakan vaksinnya, alih-alih menerima dua suntikan Sinovac, penduduknya akan mendapatkan campuran Sinovac dan AstraZeneca.
Indonesia juga mengumumkan langkah serupa, dengan mengatakan akan memberikan suntikan booster Moderna kepada petugas kesehatan yang divaksin dengan Sinovac.
Keputusan itu menyusul laporan bahwa ratusan petugas kesehatan yang divaksinasi lengkap telah tertular Covid, dengan beberapa dari mereka - dua di Thailand dan 30 di Indonesia - meninggal.
Malaysia juga mengumumkan beralih ke vaksin Pfizer setelah menyelesaikan pasokan Sinovac-nya.
Tetapi negara-negara lain seperti Filipina dan Kamboja terus menggunakan vaksin China.
Di saat banyak negara yang mulai meragukan efektivitas vaksin China, Kamboja justru mengatakan yang sebaliknya.
Pejabat kesehatan Kamboja mengatakan bahwa vaksin China sangat efektif melawan varian Delta, sambil menyambut tambahan 3 juta dosis vaksin COVID-19 Sinovac di bandara internasional di Phnom Penh pada Kamis pagi.
Melansir media China Global Times, Kamis (12/8/2021), para pejabat mengatakan bahwa vaksin China telah membantu Kamboja sangat mengurangi infeksi dan kasus kritis.
Menurut pejabat itu, 80 persen orang dewasa di Kamboja telah divaksinasi sehingga kasus harian di negara itu tidak meningkat terlalu banyak meskipun ada penyebaran varian Delta.
Para pejabat mencatat bahwa batch lain dari 2 juta suntikan Sinovac akan tiba dalam waktu dekat.
Menurut laporan media, Kamboja sejauh ini telah menerima 24,5 juta dosis vaksin COVID-19, di antaranya 7,2 juta suntikan dilakukan dengan Sinopharm China dan 14,5 juta suntikan lainnya dari Sinovac.
Perdana Menteri Kamboja Samdech Techo Hun Sen telah mengatakan dalam banyak kesempatan bahwa pemerintah Kamboja melihat vaksin China sebagai dukungan strategis.